REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kantor Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Ciamis menerima laporan kemunculan macan tutul (panthera pardus) di wilayah Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. Kemunculan itu dilihat oleh masyarakat sekitar.
Kepala Bidang KSDA Wilayah III Ciamis, Andi Witria, mengatakan, laporan kemunculan satwa itu kali pertama diterima oleh Resor XIX Sancang. Dalam laporan itu disebutkan masyarakat wilayah itu telah berjumpa dengan macan tutul.
"Berdasarkan hasil informasi yang dikumpulkan, di sekitar lokasi tersebut terdapat tiga ekor macan tutul. Sementara lokasi penampakan macan tutul berada di kawasan hutan produksi terbatas Kelompok Hutan Gunung Pasir Salam dengan tutupan lahan berupa kebun karet dan reuma," kata dia melalui keterangan tertulis, Kamis (10/2/2022).
Menurut Andi, kawasan itu sudah ditinggalkan bertahun-tahun. Lokasinya di Blok Batu Nyenghel/Cicarulang Leutik, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. Lokasin itu berjarak sekitar 12 kilometer dengan Kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang.
Berdasarkan pengakuan warga yang melihat macan tutul itu, satwa itu muncul pada Senin (7/2/2022). Ketika itu, ia bersama rekannya bersama dengan temannya berangkat dengan membawa enan ekor anjing untuk berburu babi. Namun, ketika berada di Blok Batu Nyenghel, mereka mendengar suara auman yang sangat keras.
Mendengar suara itu, enam ekor anjing yang dibawanya berlari sambil menggonggong menuju ke sumber suara. Setelah diikuti, mereka menemukan macan tutul naik ke pohon randu menghindari serbuan anjing.
Tak lama kemudian, macan tutul itu kelihatan turun dan pergi ke bawah lembah yang tertutup oleh semak. "Namun anjing tetap menggonggong. Tiba-tiba macan itu kelihatan lagi naik ke atas pohon yang berbeda. Kedua warga itu akhirnya merekam momen tersebut," kata Andi.
Saat itu, salah satu anjing sempat diterkam macan tutul. Namun anjing itu berhasil diselamatkan. Akhirnya, dua warga itu pergi meninggalkan tempat itu.
Andi mengatakan, petugas telah melakukan penghalauan agar macan tutul itu kembali ke habitatnya yang berada di kawasan Perhutani. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Perbakin untuk menertibkan kegiatan perburuan di lokasi tersebut.
Selain itu, BKSDA berkoordinasi dengan Perhutani KPH Garut agar kawasan di temukannya macan tutul dapat diusulkan menjadi Kawasan Ekosistem Esensial (KEE). "Kami juga melakukan kegiatan sosialisasi, edukasi dan penyadartahuan kepada masyarakat agar menjaga kelesatarian macan tutul," kata dia.