REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di DKI mengalami penurunan. Menurutnya, dibanding kenaikan hingga 63 persen beberapa waktu lalu, ada penurunan menjadi 60 persen dalam 24 jam terakhir.
“Alhamdulillah turun dari 63 persen menjadi 60 persen. Dari tempat tidur yang terpasang 5.913 itu, terpakai 3.554,” kata Riza ketika ditemui di Balai Kota, Selasa (8/2/2022).
Dia menambahkan, kenaikan tersebut memang perlu diperhatikan secara bersama. Namun demikian, kata dia, dibandingkan pada Juli 2021 silam, kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 di DKI sempat mencapai 11.500.
Sementara itu, khusus ICU menurutnya, hingga kini terpakai sekitar 36 persen, dari 850 yang ada terpakai 310. Dia mengatakan, dibandingkan Juni-Juli tahun lalu, kenaikan ini juga bisa dibilang masih jauh.
“Waktu itu ICU mencapai 1.500. Jadi (sekarang) tidak usah khawatir di Jakarta kita akan terus tingkatkan berbagai fasilitas sarana prasarana, rumah sakit, puskesmas kelurahan, puskesmas kecamatan, tempat kesehatan hingga tenaga kesehatan dan obat-obatan,” tuturnya.
Dia menambahkan, memang ada kenaikan PPKM DKI Jakarta dan daerah aglomerasi lainnya yang diumumkan kemarin, Senin (7/2/2022). Namun demikian, menurutnya hal ini bukan karena tingginya kasus Covid-19.
“Tapi karena masih kurangnya tracing. Sekalipun DKI Jakarta termasuk provinsi yang tinggi tracing-nya, kami tidak bisa berdiri sendiri kita juga harus memperhatikan daerah lain,” kata Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta tersebut.
Dia menambahkan, kebijakan kenaikan level 3 PPKM di DKI Jakarta diharapkan bisa mencakup semua kepentingan kemanusiaan dan kesehatan. Oleh sebab itu, dia juga berharap agar masyarakat, pihak swasta dan lainnya bisa saling membantu kebijakan bersama tersebut.