Jumat 04 Feb 2022 21:30 WIB

Satgas Covid-19 Buleleng Tambah Tempat Isolasi Terpusat

Pihak yang akan menempati isoter desa sedapat mungkin mereka yang posisinya OTG.

Anggota TNI memandu pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan (GR) saat berolahraga di area tempat isolasi terpusat (isoter) di Denpasar, Bali (ilustrasi)
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Anggota TNI memandu pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan (GR) saat berolahraga di area tempat isolasi terpusat (isoter) di Denpasar, Bali (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BULELENG -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, Bali, melakukan penambahan tempat isolasi terpusat (isoter) sebagai upaya antisipasi melonjaknya kasus Covid-19 di wilayah tersebut. "Kami akan mengirim surat lagi ke provinsi agar bisa menggunakan gedung SMA dan SMK Negeri Bali Mandara untuk tempat isoter kembali, mengingat Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) ditiadakan sementara, sehingga asramanya juga kosong," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) yang juga selaku Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, di Singaraja, Jumat (4/2/2022).

Saat ditemui setelah memimpin rapat koordinasi di Ruang Rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, ia mengatakan upaya tersebut dilakukan sebagai bagian dari antisipasi terhadap penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 yang signifikan belakangan ini. Bahkan, tidak menutup kemungkinan dalam seminggu ke depan lokasi isoter bisa penuh. "Tim Satgas sedang berkoordinasi dengan Rektor Undiksha untuk sekiranya juga bisa memberikan tambahan bantuan tempat isoter yakni gedung B yang letaknya di sebelah gedung C Undiksha Singaraja di Desa Jinengdalem yang saat ini digunakan sebagai lokasi isoter," jelas Suyasa.

Baca Juga

Selain itu, pihaknya juga mendorong para camat di lingkungan Pemkab Buleleng untuk berkoordinasi dengan perangkat desa dan kelurahan untuk kembali menjalankan isoter berbasis desa. Menurut Suyasa, pihak yang akan menempati isoter desa sedapat mungkin mereka yang posisinya orang tanpa gejala (OTG) namun dinyatakan positif Covid-19.

"Kami mendorong isoter desa supaya ada pembagian karena dana desa juga sebagian besar harus digunakan untuk penanggulangan Covid-19. Oleh karena itu, isoter desa juga selektif dan jangan yang bergejala berat malah ditempatkan di isoter desa. Isoter desa untuk yang tidak bergejala tapi hasil PCR positif," katanya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga itu menambahkan bahwa upaya tersebut dilakukan agar membatasi gerak atau aktivitas orang berstatus OTG sehingga tidak menularkan ke yang lain. Ia juga memaparkan dalam rapat koordinasi tersebut bahwa kebijakan terkait penyambutan Hari Raya Nyepi, utamanya pelaksanaan Ogoh-ogoh akan kembali ditinjau, terlebih lagi di tengah keadaan melonjaknya kasus Covid-19.

"Oleh Karena itu, kami bersama Majelis Desa Adat (MDA) menyampaikan agar lebih awal diantisipasi sehingga tidak terlanjur sudah membuat (ogoh-ogoh) nanti ada kerugian di kalangan masyarakat. Jadi lebih baik dari awal ditentukan. Untuk penundaan nanti akan disampaikan oleh MDA sendiri kepada 'majelis alit' di masing-masing desa," ujarnya.

Sementara itu, Penyarikan Madya MDA Kabupaten Buleleng Nyoman Westa menjelaskan dengan adanya arahan dari Tim Satgas COVID-19 Kabupaten Buleleng, tentu akan segera ditindaklanjuti. Pihaknya segera bersurat ke desa-desa untuk mengimbau penundaan pembuatan ogoh-ogoh.

Seperti yang dikatakan Sekda Buleleng agar tidak menimbulkan kerugian dan hal yang tidak diinginkan lainnya."Segera kami akan bersurat kepada MDA di kecamatan agar diteruskan surat tersebut ke desa-desa adat, sehingga upaya agar Covid-19 ini tidak menyebar cepat di masyarakat dapat dilaksanakan dengan maksimal. Salah satunya melalui penundaan pembuatan ogoh-ogoh ini," ucapnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement