REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat memberlakukan mikro penutupan (micro lockdwon) untuk sekolah yang ditemukan siswa maupun gurunya terpapar wabah Covid-19 sebagai langkah antisipasi dini agar penularannya tidak terus menyebar.
"Jadi penutupan PTM (pembelajaran tatap muka) tidak dilakukan oleh kita, tapi dilakukan dalam 'micro lockdown'," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Jumat (4/2/2022).
Ia mengatakan kasus penularan wabah Covid-19 di Garut telah terjadi peningkatan sejak awal 2022, termasuk terjadi penularan di lingkungan sekolah di tengah pemberlakuan PTM. Saat ini, kata dia, ada empat sekolah yang sudah dilakukan penutupan atau tidak boleh ada kegiatan di lingkungan sekolah selama tujuh hari untuk mensterilkan dari penularan Covid-19.
"Total sekolah yang ditutup ada empat," katanya.
Terkait jumlah kasus yang ditemukan di lingkungan sekolah, kata dia, dilaporkan sementara lebih dari 20 orang, salah satunya ada di lingkungan SMP Negeri 2 Garut, dan SMA Negeri 6 Garut.
"Covid-19 ini mengalami peningkatan di fase sekolah, SMP 2 kita tutup dulu ya," katanya.
Ia menambahkan, jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut terus bergerak melakukan penelusuran dan pemeriksaan terhadap orang yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
"Sekarang kami melakukan 'tracing', 'tracking' seribu orang setiap hari," katanya.
Baca: KPK akan Telusuri Aliran Harta Pejabat Negara Sampai ke Pacar
Baca: Pasien Covid-19 Bisa Isolasi Mandiri? Satgas Ungkap Ketentuan Isoman
Baca: Wagub DKI: Tak Jadi Ibu Kota, Jakarta akan Baik-Baik Saja