REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kasus aktif Covid-19 di Kota Solo terus mengalami peningkatan dan mencapai di atas 100 orang pada pekan ini. Kasus aktif tersebut didominasi indeks kasus sekolah.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Solo, jumlah kasus aktif per Kamis (3/2/2022), sebanyak 151 orang, dengan rincian 137 orang isolasi mandiri dan 14 pasien menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan untuk tambahan kasus pada Kamis sebanyak 39 orang terpapar Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, saat ini ada 13 sekolah yang melaporkan kasus Covid-19, mulai jenjang SD, SMP dan SMA. Jumlah warga sekolah yang terpapar mencapai 40-an orang, didominasi siswa.
"Data Rabu (2/2) kemarin kan total kasus aktif di Solo ada 119 orang. Sebanyak 40 kasus itu berasal dari sekolah. Ini kan sepertiga dari total kasus, artinya kan mendominasi siswa itu," kata Siti kepada wartawan di Balai Kota Solo, Kamis.
Artinya, lanjut Siti, kasus aktif Covid-19 di Solo didominasi oleh usia produktif yang melakukan mobilitas tinggi. Hal itu juga terlihat pada kasus aktif Covid-19 secara nasional yang juga didominasi usia produktif.
Terkait kondisi para siswa yang terpapar, Siti menyebut kebanyakan tanpa gejala atau OTG. Menurutnya, kasus Covid-19 di sekolah-sekolah tersebut bukan hasil dari surveilans PTM, melainkan karena ada temuan kasus. Sebab, program surveilans dari Kementerian Kesehatan belum dijadwalkan lagi di sekolah-sekolah.
Temuan kasus Covid-19 di sekolah sejak pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Solo mulai dilaporkan oleh SMA Warga pada pekan lalu. Kemudian, sekolah lain juga melaporkan kasus Covid-19.
Saat ini, penelusuran (tracing) kontak erat di SMA Warga sudah dilakukan lima kali. Totalnya ada 26 warga sekolah yang terpapar. Sedangkan di sekolah lain, jumlahnya di bawah 10 orang.
"Tentang evaluasi PTM kami tetap akan melaksanakan insya Allah pekan kedua atau ketiga Februari ini kami laksanakan. Harapan saya, terkait dengan Covid ini adalah tanggung jawab semuanya. Sehingga, protokol kesehatan di sekolah, di perjalanan, di rumah ini tanggug jawab masing-masing," terang Siti.
Dia menekankan agar penerapan protokol kesehatan dilakukan dimana saja, tidak hanya saat berada di sekolah.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) akan melakukan evaluasi PTM 100 persen. Saat ini, sudah ada desakan dari sejumlah orang tua siswa yang meminta pelaksanaan PTM kapasitasnya dikurangi maupun usulan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Ya nanti kami evaluasi lagi. Sekiranya orang tua murid resah atau tidak menginginkan PTM, ya nanti kami evaluasi lagi. Ada yang mengusulkan PJJ, atau sementara dihapus, atau 50 persen. Macam-macam. Kita evaluasi dulu. Ditampung dulu," ucap Gibran.