Rabu 02 Feb 2022 16:57 WIB

Sebanyak 1.100 Pasien Varian Omicron Sudah Dinyatakan Sembuh

Adapun, total kasus varian Omicron di Indonesia sebanyak 2.980 orang.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Sejumlah guru mengajar secara daring di SMA Negeri 2, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (31/1/2022). Pihak sekolah meniadakan pembelajaran tatap muka (PTM) dan kembali memberlakukan pembelajaran secara daring selama sepekan guna mengantisipasi penularan COVID-19 varian omicron.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Sejumlah guru mengajar secara daring di SMA Negeri 2, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (31/1/2022). Pihak sekolah meniadakan pembelajaran tatap muka (PTM) dan kembali memberlakukan pembelajaran secara daring selama sepekan guna mengantisipasi penularan COVID-19 varian omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan hingga Rabu (2/2/2022) sebanyak 2.980 kasus Covid-19 varian Omicron dilaporkan di Indonesia. Nadia merincikan dari 2.980, 1.602 merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri dan sebanyak 1.093 merupakan transmisi lokal dan sebanyak 285 kasus masih diverifikasi.

"Dari 2.980 kasus konfirmasi Omicron tersebut, 1.100 diantaranya sudah dinyatakan sembuh. Sementara total korban meninggal akibat Omicron tercatat ada 5 orang," ungkap Nadia saat dikonfirmasi, Rabu (2/2).

Baca Juga

Perlu diketahui, perbedaan utama Omicron dengan varian lain adalah penularannya yang lebih cepat dan banyak. Namun, tingkat perawatan dan tingkat keparahan kasus varian Omicron lebih rendah. 

Data WHO dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta dan dengan mempertimbangkan tingkat penularan dan risiko keparahan, maka didapat hasil bahwa kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat Omicron. Akan tetapi, diiringi dengan tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit atau ICU yang lebih rendah dibandingkan dengan periode Delta.

Artinya, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi tapi dengan risiko sakit berat yang rendah. Walaupun begitu, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement