Rabu 02 Feb 2022 14:23 WIB

RSUP Persahabatan Tambah Kapasitas Layanan Pasien Covid-19

Meningkatnya kasus Covid sepekan terakhir membuat RSUP Persahabatan tambah kapasitas

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pasien melintas di depan ruang IGD RSUP Persahabatan, Jumat (25/6). Meningkatnya kasus Covid sepekan terakhir membuat RSUP Persahabatan tambah kapasitas. Ilustrasi.
Foto: Republika/Febryan. A
Pasien melintas di depan ruang IGD RSUP Persahabatan, Jumat (25/6). Meningkatnya kasus Covid sepekan terakhir membuat RSUP Persahabatan tambah kapasitas. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta Timur mulai menambah kapasitas pelayanan bagi pasien Covid-19. Penambahan kapasitas dilakukan menyusul terjadinya peningkatan kasus dalam sepekan terakhir.

"Kapasitas kami saat ini dinaikkan. Dari 65 tempat tidur perawatan pasien, saat ini kapasitas terisi 84,61 persen," kata Direktur Utama RSUP Persahabatan Agus Dwi Susanto saat menyampaikan keterangan pers melalui aplikasi Zoom yang diikuti di Jakarta, Rabu (2/2/2022).

Baca Juga

Agus mengatakan, hingga Rabu pukul 06.00 WIB jumlah tempat tidur perawatan pasien Covid-19 yang terisi 55 unit dari 65 tempat tidur. Menurutnya terjadi pergerakan pasien Covid-19 yang fluktuatif di rumah sakit rujukan Covid-19 yang berdomisili di Jalan Persahabatan Raya Nomor 1, RT 16/RW 13, Rawamangun, Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur itu.

"Jadi pergerakannya cukup fluktuatif, bisa saja sore ini bertambah lagi dan kita siapkan penambahan kapasitas sesuai kebutuhan," ujarnya.

Agus mengatakan saat ini tim medis rumah sakit juga melayani pasien bergejala Omicron sebanyak 14 orang. Terdiri atas satu pasien bergejala berat, lima pasien gejala sedang, dan delapan lainnya gejala ringan. "Secara umum, 50 hingga 60 persen pasien Omicron mengalami gejala ringan. Sebagian besar pasien adalah lansia dengan komorbid seperti tuberkulosis, HIV, jantung, dan lainnya," katanya.

Agus menjelaskan 30,67 persen Omicron di RSUP Persahabatan merupakan pasien rawat jalan dari sejumlah daerah di Jakarta. Sedangkan pasien non-Omicron bergejala ringan yang saat ini yang dilayani 29 orang, sembilan orang gejala sedang, dua orang gejala berat dan satu orang dalam keadaan kritis. Satu pasien lainnya berstatus warga negara asing (WNA).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement