Senin 31 Jan 2022 19:57 WIB

75 Ton Sabut Kelapa dari Padang Pariaman Diekspor ke Cina

Sabut kelapa ini dapat diolah menjadi beraneka macam produk derivatif

Rep: Febrian Fachri/ Red: Budi Raharjo
Sebanyak 75 ton sabut kelapa atau coco fiber dari Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, diekspor ke Cina.
Foto: Istimewa
Sebanyak 75 ton sabut kelapa atau coco fiber dari Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, diekspor ke Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Sebanyak 75 ton sabut kelapa atau coco fiber dari Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, diekspor ke Cina. Cocofiber ini hasil dari petani binaan Koperasi Koperasi Sabut Kelapa-Petani Minang Global (Kosapa-PMG).

"Petani kelapa Kabupaten Pariaman, Sumatera Barat mengukir sejarah baru. Untuk pertama kalinya Petani Kelapa dapat melakukan ekspor cocofiber (sabut kelapa) dan dan cocopeat (serbuk sabut kelapa) ke Tiongkok," kata Ketua Umum Kosapa-PMG, Efli Ramli, saat pelepasan di Nagari Ulakan, Pariaman Sumatera Barat, Senin, (31/1).

Efli menjelaskan produk sabut kelapa ini dapat diolah menjadi beraneka macam produk derivatif serta memiliki banyak manfaat. Di antaranya sebagai bahan pengisi sofa, tempat duduk, jok mobil serta media tanam.

Menurut Efli, bahan baku sabut kelapa yang selama ini melimpah di Sumatera Barat, tidak dimanfaatkan dan hanya dibiarkan begitu saja atau dibakar. Sekarang sabut kelapa ini dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual ekspor yang tinggi. “Mudah-mudahan ekspor sabut kelapa ini dapat memberi kemajuan ekonomi daerah, khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja,” kata Efli Ramli.

Saat ini, lanjut Efli Ramli, mengatakan Indonesia hanya mampu mengekspor 3 persen dari kebutuhan cocofiber dan cocopeat dunia. Sisanya sebesar 97 persen dipasok dari India dan Srilangka. 

Sementara permintaan ekspor dari China mencapai 3.000 kontainer per tahun, Eropa 200 kontainer per tahun. Selain ekspor, sabut kelapa ini juga untuk memenuhi kebutuhan lokal RAPP, Perusahaan HTI untuk pembibitan kayu kertas. “Peluangnya sangat besar, untuk itu Kosapa-PMG berharap Sumatera Barat bisa mengambil kesempatan ini, menjadikan sampai jadi dollar,” kata Efli menambahkan.

Menurut dia, Kosapa-PMG telah membangun pabrik pengolahan sabut kelapa yang berlokasi di Nagari Ulakan, Pariaman Sumatera Barat. Pabrik yang dibangun diatas lahan seluas 120 m2 x 100 m2, dengan nilai investasi sebesar Rp 550 juta. Hingga saat ini, pabrik Kosapa-PMG telah berhasil memproduksi dengan kapasitas produksi coco fiber 50 ton per bulan dan Cocopeat 100 ton per bulan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement