REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ketua Yayasan E-Troopers yang juga Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, semua kegiatan pendampingan masyarakat (social healing) yang dilakukan yayasan tersebut sama sekali tidak menggunakan uang pemerintah. Semua kegiatan tersebut murni pembiayaan darinya dan donatur lainnya.
“Semua kegiatan E-Troopers selama ini tidak menggunakan uang pemerintah,” kata Erick Thohir saat bertemu muka dengan pengurus, relawan, dan simpatisan E-Troopers Provinsi Lampung di Kota Bandar Lampung, Ahad (30/1/2022) lalu.
Menurut Erick, E-Troopers merupakan yayasan sosial yang bertujuan membantu masyarakat dalam mengatasi trauma akibat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih. Yayasan ini sebagai amanat dari ayahnya Muhammad Thohir sebelum meninggal dunia pada tahun 2016.
“Social healing ini membangun lingkungan dan fasilitas masyarakat. Perbaikan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang diperlukan masyarakat,” kata Erick.
Ia menceritakan, kegiatan E-Troopers selama ini mendapat dukungan dan simpati dari masyarakat. Untuk itu, ia berharap kegiatan social healing ini dapat berlanjut ke daerah yang lebih luas lagi di Indonesia.
Dewan Pengurus E-Troopers Indonesia Aisyah Ayu Nerinda mengatakan, E-Troopers ini memang tidak berada di bawah BUMN, dan tidak mendapatkan dana dari pemerintah. “Kami murni dari Pak Erick. Jadi, ya dana pribadi. Bayangkan saja, Pak Erick bisa beli apalah, buat dia bisalah,” kata Icha, panggilan Aisyah.
Menurut Icha, gerakan social healing membangun fasilitas umum di desa dan kelurahan. Selama empat bulan terakhir, sudah bergerak di Pulau Sumatra delapan provinsi, yakni Provinsi Lampung, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung. “Dengan total 520 titik di Sumatra,” kata Icha.
Menurut dia, kegiatan pasukan Erick ini mengajak masyarakat untuk bergotong royong secara bersama membangung fasilitas umum, tidak dengan hanya membayar tukang pengerjaannya, tapi dari warga untuk warga. “Sekarang kami bergerak ke Jawa Barat, sudah progres dan targetnya 1.000 titik di setiap kota dalam Jawa Barat,” ujarnya.
Ia berharap social healing ini akan berlanjut dari Sabang sampai Merauke sehingga kebutuhan fasilitas umum masyarakat dapat terbantu. Seperti fasilitas olahraga, taman bermain, taman baca, desa dan kelurahan yang membutuhkan fasilitas keamanan seperti ronda. “Sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sana,” katanya.