Jumat 28 Jan 2022 22:22 WIB

Waktu yang Pas untuk Tes Covid Saat Gejala Omicron Dirasa Mirip dengan Flu Biasa

Dengan segera tes PCR atau antigen akan sangat bermanfaat bila memang positif Covid.

Pelajar menjalani tes usap antigen di SMP Assalaam, Jalan Sasak Gantung, Regol, Kota Bandung, Selasa (25/1/2022). Masyarakat saat ini mempertanyakan waktu yang tepat melakukan tes Covid-19 saat gejala Omicron mirip dengan flu biasa.
Foto:

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, bila sedang terserang flu sebaiknya langsung memeriksakan diri.

"kalau flu periksakan saja," kata Nadia.

Nadia menyebut menyebut ada satu hal paling utama yang bisa membedakan Omicron dengan flu biasa. Yakni, gejala anosmia atau tidak mampu mencium.

"Flu tidak ada anosmia, meskipun di Omicron juga jarang terjadi," katanya.

Selain itu, untuk membedakan Omicron dan flu biasa dapat diketahui dari pemeriksaan PCR dan antigen. Jika pemeriksaan menunjukkan hasil positif, maka seseorang dapat didiagnosis dengan Covid-19. Jika tidak, besar kemungkinan adalah flu biasa. Untuk mengetahui varian virus Corona yang menginfeksi perlu dilakukan tes PCR SGTF.

Sebelumnya, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP-PDPI) Erlina Burhan mengatakan meskipun memiliki gejala yang hampir sama dengan 'flu biasa', varian Omicron memiliki karakteristik yang berbeda yang perlu diwaspadai. Terdapat gejala yang menjadi pembeda flu dan varian Omicron yaitu nyeri tenggorokan dan tenggorokan gatal.

Kedua gejala tersebut, kata Erlina, biasanya tidak dialami oleh mereka yang mengalami flu. Para pakar juga menyarankan untuk mengetahui apakah gejala yang dialami adalah tanda infeksi Omicron atau flu adalah dengan melakukan tes Covid-19 sedini mungkin.

"Gejala yang sering dirasakan pasien Omicron adalah seperti batuk kering, nyeri tenggorokan, tenggorokan gatal, merasa kelelahan dan mudah lelah, hidung tersumbat atau pilek, demam, nyeri kepala, kadang mual/muntah, sesak napas dan meskipun jarang ada juga yang mengalami diare," kata Erlina yang juga merupakan Juru Bicara Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dalam keterangannya dikutip, Kamis (27/1/2022).

Meskipun terkesan ringan, berbagai data melaporkan perburukan gejala yang memerlukan perawatan, seperti demam timggi dan sesak napas berat pada kelompok lanjut usia, dengan komorbiditas dan anak-anak. Sehingga tetap perlu kewaspadaan khusus.

Erlina menambahkan, gejala varian Omicron ini bervariasi pada setiap orang. Ada beberapa kelompok yang akan mengalami gejala berat jika terinfeksi seperti lansia dan orang dengan komorbid.

"(Untuk penyakit flu) Orang leluasa tetap ke sekolah, bekerja, ke toko, ke mal, naik bus tanpa masker. Orang flu biasa tanpa masker, tetapi ini berbeda dengan Omicron. Apalagi mudah menular dan bisa berat juga seperti dua orang yang kemudian meninggal itu," tutur Erlina.

Berdasarkan laporan, 43 kasus Omicron di Amerika Serikat pada 1-8 Desember 2021, data dari 37 pasien simptomatik (bergejala) yang mengalami batuk 89 persen, kelelahan atau fatigue 65 persen, hidung tersumbat 59 persen, demam 38 persen, mual atau muntah 22 persen, sesak napas 16 persen, diare 11 persen dan anosmia 8 persen. Sementara berdasarkan pengamatan pada 17 pasien probable Omicron dan Omicron di RSUP Persahabatan, kata Erlina, sebanyak 65 persen bergejala ringan, batuk kering 63 persen, nyeri tenggorokan 54 persen, pilek 27 persen, sakit kepala 36 persen, demam 18 persen.

 

 

photo
Syarat-syarat pasien Omicron bisa isoman di rumah - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement