Kamis 27 Jan 2022 17:35 WIB

Dinkes Jatim Catat Kasus DBD pada Tiga Pekan Januari Melonjak

Kasus DBD terbanyak di Jatim tercatat di Bojonegoro dengan 112 orang terjangkit.

Pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di Paviliun Seruni RSUD Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di Paviliun Seruni RSUD Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat selama periode tiga pekan di awal Januari 2022 mengalami lonjakan.

"Selama 1-24 Januari 2022, ada 977 orang yang terkena DBD," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr. Erwin Astha Triyonno.

Baca Juga

Dia menjelaskan kasus terbanyak tercatat di Bojonegoro dengan 112 orang terjangkit, disusul Nganjuk 72 orang, Malang 66 orang, Ponorogo dan Sidoarjo, masing-masing 53 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 17 orang meninggal dunia, antara lain di Kabupaten Pamekasan tiga orang, Kabupaten Bojonegoro dua orang, Kabupaten Nganjuk dua orang, Kabupaten Bangkalan satu orang dan Kabupaten Kediri satu orang.

Dengan adanya lonjakan kasus tersebut, Erwin mengajak masyarakat agar tidak melupakan bahaya DBD, kendati sekarang fokus pada Covid-19, varian omicron.

Menurut dia, langkah preventif dan promotif jauh lebih efektif terkait dengan penanganan DBD. Selain itu, kata Erwin, edukasi menjadi pilihan terbaik karena demam berdarah tidak lepas dari faktor utama, yakni nyamuk.

Sehingga ke depan, menurut dia, edukasi ke masyarakat terkait 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, menjadi kunci terbaik.

"Dimaksimalkan juga penggunaan pengasapan atau abate, tapi sesuai indikasi. Indikasi terbaik pengasapan adalah ketika ada pasien di situ," katanya.

"Pengasapan untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa, sedangkan abate untuk jentik-jentiknya," ujar dr. Erwin.

Sementara itu, sebanyak 31 kasus yang terkonfirmasi DBD di Kota Surabaya selama Januari 2022, mayoritas menyerang anak usia 5-14 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, mengingat cepatnya perubahan kondisi klinis pasien DBD, maka diharapkan masyarakat segera melakukan pemeriksaan laboratorium rutin terhadap kasus demam lebih dari tiga hari.

"Tentunya dengan gejala yang mengarah ke infeksi dengue, seperti nyeri kepala, mual, nyeri otot, nyeri di belakang bola mata dan adanya bercak kemerahan di kulit," tutur dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement