Senin 24 Jan 2022 20:00 WIB

Jawa Timur Susun Strategi Hadapi Omicron, Rumah Sakit Disiagakan

Gubernur Jatim meminta semua pihak tangani dan cegah Covid-19 omicron

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Dok Pemkab Pasuruan
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku telah menyusun berbagai strategi guna membendung gelombang Covid-19 varian Omicron menyusul mulai berdatangannya pekerja migran Indonesia (PMI) dari luar negeri. Khofifah mengatakan, Covid-19 varian Omicron harus ditangani secara komperhensif tanpa menimbulkan kepanikan dan keresahan.

Meskipun, berdasarkan prediksi Menko Marves dan Menkes RI, kemungkinan terdapat lonjakan Covid-19 mulai Februari hingga Maret 2022. Pemprov Jatim, kata Khofifah, terus menyiagakan fasilitas kesehatan seperti konversi tempat tidur 30-40 persen dari total kapasitas Rumah Sakit.

Baca Juga

"Kemudian penataan sistem rujukan dan pemantauan Isoman dengan pemanfaatan telemedicine juga dioptimalkan," kata dia, Senin (24/1).

Selain itu, kata Khofifah, pemenuhan SDM dan logistik baik APD, oksigen, hingga Alkes serta pencatatan dan pelaporan data terus disiapkan. Terkait penanganan pekerja migran, Khofifah menyatakan, seluruh elemen terkait harus siap melakukan karantina dan memberikan layanan terbaik. 

Forkopimda Jatim diakuinya telah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana karantina bagi PMI secara matang. Khofifah berharap, kabupaten/ kota juga bisa memberikan pelayanan terbaik kepada para PMI. Pemerintah Kabupaten/ Kota dimintanya memberi pelayanan penjemputan kepada para PMI yang telah dinyatakan negatif di tempat karantina.

"Saya selalu berpesan kepada tim dari Pemprov Jatim jangan dipulangkan saudara kita PMI pulang dalam keadaan setengah sehat. Namun harus betul betul sehat," ujarnya. 

Khofifah pun meminta semua pihak untuk kembali turun menangani dan mencegah meningkatnya Covid-19 varian omicron. Termasuk pelibatan Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga Kepala Desa untuk memperketat pengawasan di wilayah masing-masing.

"Utamanya wilayah aglomerasi seperti Surabaya, Malang Raya, Madiun dan wilayah lain yang bisa memberi penguatan agar Omicron bisa terantisipasi seperti penanganan varian Delta," kata Khofifah.

Baca: Kasus Covid-19 Omicron Tembus 1.626, Lebih dari 1.000 dari Pelaku Perjalanan Internasional

Baca: Tangerang Tutup Semua Taman dan RTH untuk Tekan Kasus Covid-19

Baca:Jumlah Pengunjung Kebun Raya Bogor Berkurang Terpengaruh Ganjil Genap

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement