REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burha mengatakan, semua pihak harus waspada dan mengetahui gejala Covid-19 varian omicron. Ia mengungkapkan, keluhan klinis dari varian omicron yang terbanyak adalah batuk kering, nyeri tenggorokan, dan tenggorokan gatal.
"Ketiga hal itu merupakan keluhan tersering. Untuk batuk kering 89 persen pasien omicron mengalaminya, kemudian untuk nyeri tenggorokan dan tenggorokan gatal sebanyak 65 persen," kata Erlina dalam konferensi pers secara daring, Senin (24/1/2022).
Selain itu, untuk hidung tersumbat sebanyak 59 persen pasien merasakannya. Kemudian, demam dan nyeri kepala sebanyak 38 persen. Gejala lainnya yakni merasa kelelahan atau mudah lelah.
"Gejala lainnya, namun jarang terjadi, adalah mual dan muntah, sesak napas, demam, dan diare," kata Erlina.
Gejala varian ini, kata dia, memang terkesan ringan, tetapi terdapat berbagai data yang menyebutkan bahwa gejala dapat menjadi berat, seperti demam tinggi dan sesak napas berat pada kelompok lanjut usia, kelompok masyarakat dengan komorbiditas atau penyakit kronik lainnya dan anak-anak sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.
"Untuk itu perlu kewaspadaan khusus untuk ketiga kelompok ini," ujarnya.
Ia mengimbau, jika ada yang mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan terdekat, melakukan isolasi mandiri di rumah, memperketat dan tetap disiplin pada protokol kesehatan, mengonsumsi vitamin, mencukupi kebutuhan gizi, memperbanyak istirahat, dan tidak menunda-nunda untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Ia menekankan, setiap individu masyarakat diharapkan mampu menjadi agen edukasi tentang Covid-19 terkait varian omicron, gejala dan keluhan, cara pencegahan, dan tata cara isolasi mandiri.
"Diharapkan, pemerintah agar memaksimalkan aktivitas 3T, segera mengejar target cakupan vaksinasi primer dan booster, serta memetakan dan mempersiapkan tempat-tempat isolasi terpusat," ujarnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, total angka Covid-19 varian omicron pada Senin (24/1/2022) adalah 1.626 kasus. Ribuan kasus tersebut terdiri atas 1.019 kasus dari pelaku perjalanan internasional dan 369 orang transmisi lokal.
"Sementara sebanyak 238 kasus masih menjalani pemeriksaan. Kemudian dari 1.626 yang meninggal ada 2, lalu yang bergejala ringan (ada) 117, sisanya tidak tidak bergejala," kata Nadia dalam keterangannya, Senin (24/1/2022).
Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam antisipasi penyebaran omicron di Indonesia, mulai dari menggencarkan 3T terutama di wilayah Pulau Jawa dan Bali, peningkatan rasio tracing, menjamin ketersediaan ruang isolasi terpusat, menggencarkan akses telemedisin, serta meningkatkan rasio tempat tidur untuk penanganan Covid-19 di rumah sakit.