Selasa 25 Jan 2022 03:13 WIB

Infeksi Varian Omicron Terus Meningkat, Ini 7 Rekomendasi PDPI

Data menunjukkan sebagian besar kasus Omicron merupakan kasus tanpa gejala.

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Petugas kesehatan melakukan sweb tes antigen kepada siswa di SMPN 3 Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (24/1/2022). Pemerintah Kota Kediri melakukan sweb tes antigen secara acak kepada 400 siswa dan guru di sejumlah sekolah tingkat SD hingga SMA guna mendeteksi penyebaran COVID-19 varian Omicron saat pembelajaran tatap muka.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petugas kesehatan melakukan sweb tes antigen kepada siswa di SMPN 3 Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (24/1/2022). Pemerintah Kota Kediri melakukan sweb tes antigen secara acak kepada 400 siswa dan guru di sejumlah sekolah tingkat SD hingga SMA guna mendeteksi penyebaran COVID-19 varian Omicron saat pembelajaran tatap muka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) angkat bicara perihal lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat seiring semakin masifnya penyebaran virus Corona varian Omicron. Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI, Erlina Burhan mengatakan, para ahli memprediksi puncak kenaikan kasus akan terjadi pada pertengahan Februari hingga Maret 2022.

Varian Omicron memiliki kemampuan penularan dan kemampuan memperbanyak diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya. Data menunjukkan  sebagian besar kasus Omicron merupakan kasus tanpa gejala. Kasus tanpa gejala ini sebagian besar ditemukan pada individu yang telah divaksinasi lengkap.

Baca Juga

Hal ini menunjukkan bahwa vaksinasi bermanfaat untuk mencegah terjadi gejala pada individu yang telah divaksinasi. "Data juga menunjukkan bahwa lebih dari 20 persen kasus Omicron di Indonesia saat ini adalah kasus penularan lokal," ujar Erlina dalam Konferensi pers secara daring, Senin (24/1/2022).

Bila kasus terus meningkat, lanjutnya, maka fasilitas kesehatan yang ada akan kewalahan menampung pasien. Oleh karenanya PDPI memberikan 7 Rekomendasi terkait varian Omicron yang terus meningkat.

Rekomendasi pertama adalah masyarakat yang layak divaksin menjalani vaksinasi lengkap dua dosis di sentra pelayanan vaskinasi lengkap. Karena, data menunjukan sebagaian besar orang yang terkonfirmasi Omicron sudah divaksin tanpa gejala, itulah yang mesti dibuat narasi oleh media.

Kedua, masyarakat harus selalu menerapkan protokol kesehatan, karena Omicron sangat mudah menular. Maka memakai masker, menjaga jarak dan cuci tangan tidak bepergian jika tidak mendesak termasuk perjalanan ke luar negeri menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas."Ini 5M, iya itu mesti lebih disiplin kita implementasikan jadi jangan kita sekarang jadi longgar tapi hari lebih disiplin," tegas Erlina.

Ketiga , PDPI mengharapkan masyarakat tetap waspada dan mengetahui gejala Covid varian Omicron. PDPI menekankan bahwa gejala seperti batuk kering, nyeri tenggorokan, tenggorokan gatal, merasa kelelahan, hidung tersumbat, demam, nyeri kepala dan gejala lainnya, muntah sesak dan diare walaupun sangat jarang.

Keempat, jika ada yang mengalami gejala seperti yang disebutkan, maka segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan terdekat, melakukan isolasi mandiri di rumah, memperketat dan tetap disiplin pada protokol kesehatan, menkonsumsi vitamin, mencukupi kebutuhan gizi, memperbanyak istirahat, dan tidak menunda-nunda untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Kelima, setiap individu masyarakat diharapkan mampu menjadi agen edukasi tentang Covid-19 terkait varian Omicron, gejala dan keluhan, cara pencegahan, dan tata cara isolasi mandiri.

Keenam, PDPI berharap agar pemerintah memaksimalkan aktivitas 3T dan segera mengejar target cakupan vaksinasi primer dan booster, serta memetakan dan mempersiapkan tempat-tempat isolasi terpusat. "Ketujuh, masyarakat diharapkan tetap waspada, namun tidak panik terhadap Covid-19 varian Omicron," kata Erlina.

Baca juga : Tiga Merek Vaksin Booster yang Efektif Setelah Dua Dosis Sinovac

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement