Senin 24 Jan 2022 15:12 WIB

Kader Muhammadiyah Eks Karesidenan Kedu Ikut Pendidikan Kokam

Puluhan kader Muhammadiyah mengikuti pendidikan regu gerak cepat selama tiga hari.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kader Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) menggelar aksi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (20/6).
Foto: Dok. Kokam
Kader Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) menggelar aksi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Puluhan kader Muhammadiyah eks-Karisidenan Kedu, Jawa Tengah, mengikuti pendidikan lanjutan regu gerak cepat (RGC) Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) dan Baitul Arqom Dasar (BAD) di Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng). Peserta pendidikan lanjutan RGC Kokam ini sebelumnya telah mengikuti pendidikan dasar di daerah masing-masing.

"Kesiapan mental, moral, maupun kekuatan fisik mereka digembleng selama tiga hari. Mereka diproyeksikan menjadi kader-kader Muhammadiyah yang tangguh dan berkemajuan," kata Komandan Kokam Kabupaten Magelang Irfan Widi Susetyo dalam siaran pers di Kabupaten Magelang, Senin (24/1/2022).

Baca Juga

Irfan menjelaskan, pendidikan lanjutan sebagai bentuk persiapan anggota Kokam menguasai unit fungsional. Juga menjadi teladan bagi anggota lainnya. "Mereka yang mengikuti kegiatan ini paling siap di antara teman-temannya," katanya.

Kegiatan itu tidak luput dari pantauan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jateng, Eko Pujiatmoko. Dia menyambangi para peserta pendidikan lanjutan serta memberikan motivasi. Menurut Eko, kader Muhammadiyah pada zaman sekarang mempunyai banyak tantangan. Tetapi, sambung dia, kader harus tetap mengedepankan misi kemanusian dan ekologi.

Berjuang untuk kemanusiaan dan menjaga alam adalah sebuah keharusan. Eko mencontohkan, tentang keberhasilan Kepala Desa Sambak dalam menggerakkan ratusan petani untuk memberdayakan potensi lahan hutan di wilayah setempat. Contoh inspiratif lainnya adalah dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Keji, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Kader trsebut mampu mengolah limbah kayu lapis menjadi produk furnitur. "Inilah arti menjaga misi ekologi. Keteladanan pimpinan, baik dari persyarikatan atau pemerintah harus dijadikan contoh," kata Eko.

Dia menyampaikan, tidak kalah penting adalah merawat NKRI dengan persatuan dan persaudaraan. "Kami berharap, nantinya lahir kader-kader militan yang siap menjaga persyarikatan dan bangsa ini," kata Eko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement