Oleh : Joko Sadewo, Jurnalis Republika.co.id
Nama Kang Emill makin moncer terkait kiprahnya dalam masalah taman kota di Bandung. Ia menyulap 300 taman kota terlantar di Bandung menjadi indah.Taman kota tersebut terlantar dengan alasan tak adanya dana. Tapi ketika diumumkan pada warga dan komunitas kota, ternyata ada 300 komunitas yang siap mengadopsi dan memelihara taman tersebut. Bahkan setiap taman bisa diberi tema sesuai dengan komunitas yang memeliharanya.
Melalui firma arsitektur Urbane, karya Kang Emil tersebar di berbagai daerah Indonesia dan mancanegara. Di antaranya: masjid yang terbuat dari batako yang terbuat dari abu letusan gunung merapi, Museum Tsunami di Aceh, Sekolah antigempa di Pangalengan Bandung, kawasan elit di Kuningan jakarta, superblok di Cina, rancangan kawasan di Syiria.
Tak kurang dari dua puluh penghargaan yang berkaitan dengan karya arsitektur dan tata kota diraih Kang Emil. Bahkan rancangan masjid Al-Irsyad yang ia persembahkan untuk almarhum ayahnya, diganjar Top 5 best Building of The year 2010 oleh ArchDaily, dan menjadi satu dari 25 masjid terindah di dunia versi Complex Magazine.
Tidak itu saja, Kang Emil menjadi satu dari dua orang (yang satunya adalah Wali Kota Barcelona), yang mendapat penghargaan “Urban Leadership Award” dari Universitas Pennsylvania. Orang Amerika terinspirasi oleh kerja kreatif Kang Emil dalam membangun kota, dengan menggerakkan partisipasi komunitas dan warga. Penghargaan ini melengkapi 35 penghargaan lain yang dia raih dalam beberapa tahun terakhir.