Kamis 20 Jan 2022 21:16 WIB

FAO Apresiasi Kemajuan Pertanian dan Ketahanan Pangan Indonesia Selama Pandemi

Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim telah memberi tantangan besar di banyak negara

Rep: dedy darmawan nasution/ Red: Hiru Muhammad
Petani memanen bawang merah saat panen raya di kawasan food estate lereng Gunung Sindoro Desa Bansari, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (20/1/2022). Program food estate atau lumbung pangan oleh kementerian pertanian diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian hortikultura guna mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petani memanen bawang merah saat panen raya di kawasan food estate lereng Gunung Sindoro Desa Bansari, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (20/1/2022). Program food estate atau lumbung pangan oleh kementerian pertanian diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian hortikultura guna mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG--Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) untuk Indonesia, Rajendra Aryal, mengapresiasi upaya - upaya peningkatan produksi yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan). Ia mengaku kagum akan program dan kebijakan yang dilakukan Indonesia dalam memenuhi pangan masyarakat selama pandemi Covid-19.

“Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kepemimpinan Bapak Menteri Pertanian yang sangat baik pada pertanian Indonesia, seperti yang kita tahu bahwa pertanian Indonesia mampu untuk tumbuh positif selama masa - masa pandemi,” kata Aryal dalam Siaran Pers Kementerian Pertanian, Kamis (20/1/2022).

Baca Juga

Sebagai Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste, Aryal menyebut pandemi Covid-19 dan tantangan perubahan iklim telah memberi tantangan besar dalam hal pemenuhan pangan bagi banyak negara di dunia. Ia menekankan sebagai "closed collaborator" pihaknya akan mendukung penuh Kementan dalam hal mewujudkan ketahanan pangan.

“Seperti yang pak menteri katakan kami bekerjasama dengan kuat dalam melakukan transformasi pada sistem pertanian Indonesia, dan FAO selalu siap sedia untuk memberikan technical support bagi pertanian Indonesia dan kami akan mengkoneksikannya dengan rencana kerja FAO baik secara jangka pendek maupun jangka panjang,” katanya.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menekankan pihaknya bersama dengan FAO akan melakukan berbagai akselerasi untuk pertanian di Indonesia. Ia mengaku pandemi dan perubahan iklim telah menjadi tantangan besar bagi pertanian di banyak negara. Ia berharap dukungan FAO dapat memperkuat sektor pertanian termasuk dalam hal inovasi dan teknologi kedepan.

“Kerjasama kami bersama FAO adalah melakukan mitigasi terhadap tantangan perubahan iklim yang ekstrim, seperti melakukan mekanisasi, ataupun menciptakan varietas - varietas yang tahan cuaca, dan kami ajak FAO hari ini kelapangan untuk bersama - sama menyaksikan bagaimana potensi panen dan produksi padi di Kabupaten Karawang sebagai salah satu wilayah penghasil beras terbesar,” ungkap Syahrul.

Berdasakan angka sementara Badan Pusat Statistik (BPS), Capaian produksi beras 2021 mencapai 31,69 juta ton, naik 0,35 juta ton atau 1,12 persen dibandingkan 2020. Surplus pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 1,65 juta ton. Bila ditambahkan dengan stok awal tahun 2021 (carry over tahun 2020) yang mencapai 7,32 ton maka total surplus beras tahun ini lebih dari 9 juta ton.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement