REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Pemerintah Kota Surabaya menerima alokasi 106 ribu vaksin booster atau vaksin dosis tiga dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk diprioritaskan kepada warga lanjut usia di Kota Pahlawan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Rabu (19/1/2022) mengatakan, pada pelaksanaan vaksinasi booster di Kota Surabaya, telah disesuaikan dengan Surat Edaran dan Petunjuk Teknis (Juknis) dari Kementerian Kesehatan RI."Vaksin booster di Surabaya, kami prioritaskan untuk lansia yang berusia lebih dari 60 tahun. Kemudian interval dari vaksin dosis dua adalah selama enam bulan," kata Nanik.
Pada Sabtu (15/1), Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sempat menyatakan Kota Surabaya kehabisan stok vaksin booster. Nanik mengaku, untuk dropping vaksin dari Pemprov Jatim, yakni 106 ribu sasaran pada Senin (17/1) itu adalah vaksin jenis Moderna.
Namun pada pelaksanaannya nanti, vaksin ini hanya bisa digunakan bagi lansia yang telah menerima dosis satu dan dua dari jenis vaksin AstraZeneca."Tidak setiap vaksin bisa digunakan untuk vaksin booster. Bagi mereka yang mendapat vaksin Sinovac dosis satu dan dua, maka harus menunggu vaksin booster dan hanya bisa menerima dari jenis vaksin AstraZeneca atau vaksin Pfizer," ujarnya.
Sedangkan untuk capaian vaksinasi booster di Kota Surabaya, ia mengatakan, terhitung per Senin (17/1) telah mencapai 20.796 lansia. "Sampai hari ini terus bergerak," kata dia.Kemudian untuk stok vaksin jenis Sinovac, lanjut dia, akan digunakan untuk mengejar capaian vaksin anak usia 6 -11 tahun.
Sebab, kata dia, pihaknya mengejar capaian vaksin dosis satu akan selesai pada Kamis (20/1) besok."Maka vaksin Sinovac kami prioritaskan untuk vaksin anak. Harapannya tanggal 20 Januari bisa mencapai target itu dan hari ini masih terus berkembang lagi, karena teman-teman puskesmas terus bergerak," ujar dia.
Untuk capaian vaksinasi anak usia 6-11 tahun, terhitung per Senin (17/1) telah mencapai 217.454 sasaran atau sekitar 80,24 persen. Kemudian untuk dosis dua sudah mencapai 45.709 atau sekitar 16,7 persen."Harapannya, Februari 2022 bisa selesai," katanya.