Senin 17 Jan 2022 21:27 WIB

Jepang Majukan Pemberian Booster Dua Bulan Lebih Cepat

'Booster' akan diberikan enam bulan setelah suntikan kedua vaksin.

Jepang akan memajukan pemberian dosis penguat (booster) COVID-19 hingga dua bulan lebih cepat (Foto: ilustrasi vaksin)
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Jepang akan memajukan pemberian dosis penguat (booster) COVID-19 hingga dua bulan lebih cepat (Foto: ilustrasi vaksin)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang akan memajukan pemberian dosis penguat (booster) COVID-19 hingga dua bulan lebih cepat. Pasalnya, virus corona varian Omicron yang sangat menular memicu lonjakan infeksi secara nasional.

"Pemerintahan Kishida menempatkan prioritas tertinggi pada penanganan virus corona," kata Perdana Menteri Fumio Kishida, ketika menyampaikan pidato kebijakan di hadapan parlemen Jepang pada Senin (17/1/2022), dilansir dari reuters.

Baca Juga

Mulai Maret, suntikan booster untuk lansia akan diberikan enam bulan setelah suntikan vaksin kedua, bukan delapan bulan seperti yang direncanakan semula. Interval pemberian vaksin juga akan dipersingkat 1-2 bulan untuk orang dewasa lainnya.

Kurang dari satu persen warga Jepang telah menerima suntikan booster, jauh di belakang Inggris (53 persen) dan Amerika Serikat (24 persen), menurut proyek Our World in Data di Universitas Oxford. Kishida menegaskan adanya pertempuran yang sulit di depan mata dan meminta dukungan rakyat dalam memerangi pandemi.

"Kita perlu mengingatkan diri kita sendiri bahwa musuh tak terlihat ini lebih tangguh dari yang diperkirakan," kata dia.

"Saya bertekad untuk terus maju secara tenang dengan respons berdasarkan temuan terbaru, sambil berkonsultasi dengan para ahli dan tidak membiarkan rasa takut mendominasi kita," tambah Kishida.

Di bidang keamanan, Kishida mengatakan, dia berencana untuk memperkuat kemampuan pertahanan Jepang agar lebih melindungi rantai pulau Nansei, yang membentang ke Taiwan dari Kyushu, pulau paling selatan dari empat pulau utama Jepang. Ketegangan atas Taiwan telah meningkat ketika Presiden China Xi Jinping berusaha untuk menegaskan klaim kedaulatan negaranya atas pulau yang diperintah secara demokratis itu.

Mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bulan lalu setiap keadaan darurat di Taiwan akan menjadi keadaan darurat bagi Jepang dan aliansi keamanan Tokyo dengan AS. Kishida juga mengatakan Jepang berdiri teguh melawan peluncuran rudal Korea Utara.

"Peluncuran rudal balistik Korea Utara yang berulang tidak pernah dapat diterima, dan peningkatan signifikan dari teknologi rudalnya tidak boleh dibiarkan," kata dia.

Korut telah melakukan serangkaian peluncuran rudal balistik tahun ini dalam rangkaian uji coba senjata yang luar biasa cepat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement