REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT— Sebanyak 2.000 kamar hotel di kawasan wisata Senggigi sudah dipesan wisatawan yang akan menonton MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika pada 18-20 Maret 2022.
"Sebanyak 2.000 kamar hotel yang ada di kawasan Senggigi sudah 'full booking' pada Maret nanti," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, Saepul Akhkam, dalam pertemuan dengan beberapa pengelola desa wisata di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Jumat (14/15/2022).
Dia mengatakan perhelatan balap motor internasional itu diperkirakan akan menarik 100 ribu wisatawan domestik dan mancanegara.
Untuk mengantisipasi ketersediaan akomodasi di Lombok, kata Akhkam, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong munculnya akomodasi sementara di Lombok untuk menampung penonton MotoGP.
Opsi yang ditawarkan, antara lain penginapan di tenda atau glamping. Selain itu, kapal pesiar yang bersandar di Dermaga Pelabuhan Lombok akan digunakan sebagai akomodasi sementara.
"Bila kapasitas di Lombok dirasa masih tidak cukup menampung kebutuhan, maka pemerintah mewacanakan akan mengarahkan wisatawan untuk tinggal di Bali atau destinasi sekitar NTB," ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, kata dia, pihaknya berusaha mendorong desa wisata di Kabupaten Lombok Barat untuk menyiapkan akomodasi rumah penginapan (homestay) berbasis rumah warga.
Langkah itu sebagai alternatif jangka pendek untuk menjawab kekhawatiran soal jumlah kamar yang belum terjawab, terutama menjelang gelaran MotoGP.
"Kami ingin menjawab kekhawatiran banyak pihak dengan melakukan kerja nyata, kita sekarang sedang menyiapkan proses penyediaan homestay berbasis rumah warga," ucapnya.
Menurut dia, solusi ketersediaan penginapan untuk jangka pendek itu akan berkelanjutan karena event nasional dan internasional di Pulau Lombok tidak hanya sekali.
Untuk jangka panjangnya, kata dia, yakni bagaimana agar sapta pesona dapat hidup berkembang dan terimplementasikan sampai ke level desa.
Secara ekonomi, Akhkam berharap perputaran uang dari berbagai event tersebut jangan hanya di satu tempat, tapi bagaimana efek dominoevent besar seperti MotoGP dan event lainnya dapat dirasakan langsung masyarakat.
"Jadi kita tidak bicara retribusi daerah, tidak berbicara tentang pendapatan asli daerah saja, tapi yang kita bicarakan adalah bagaimana multiplier efek dapat dirasakan langsung masyarakat," katanya.