REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo mengaku tak mempermasalahkan bantuan yang dikembalikan warga Temanggung, Fajar. Dia mengatakan, kebiasaan membantu sesama kader sudah dilakukannya sejak lama saat dia masih menjadi anggota DPR RI.
"Sebenarnya sejak dulu, di dapil tujuh kita sudah jalan. Waktu bulan Bung Karno kita buat, di Grobogan kita buat," kata Ganjar Pranowo dalam keterangan, Jumat (14/1).
Dia mengakui bahwa penolakan pemberian bantuan baru terjadi sekali ini. Dia melanjutkan, penolakan tersebut juga tidak akan membuatnya berhenti memberi bantuan kepada warga lainnya. Ganjar mengaku akan terus membantu kader ke depan.
"Kalau kemudian tidak berkenan ya nggak papa. Buat saya nggak ada soal singgung menyinggung. Yang penting, jangan sampai partai ditunggangi dan dipecah belah," katanya.
Seperti Jumat kemarin Ganjar kembali berkunjung ke rumah kader PDIP dan memberikan bantuan rehab rumah. Yakni kepada Suryono, Wakil Ketua PAC Banyubiru Kabupaten Semarang. Juga pada Edi Mawardi, kader PDIP Kecamatan Pakis, Magelang.
Disamping itu, tugasnya sebagai gubernur memang untuk membantu dan mensejahterakan rakyat. Di awal 2022 ini misalnya, Ganjar sedang gencar melaksanakan program pengentasan kemiskinan ekstrem di Jateng.
Terkait pemberian bantuan di Temanggung, Ganjar mengaku mendapat informasi bahwa Fajar merupakan korban pemukulan ormas dari kubu oposisi dalam Pilpres 2019 lalu. Itulah mengapa, menjelang hari ulang tahun PDIP, Ganjar mencari informasi bagaimana kehidupan Fajar sekarang
"Saya mengenal Mas Fajar itu Jokower. Jadi dulu mas Fajar ini pernah datang ke rumah saya bersama delapan orang temannya. Dan saat itu, demi menjaga suksesnya Jokowi-Ma'ruf, Fajar dan kawan-kawannya itu rela dipukuli," kata Ganjar, menjawab pertanyaan wartawan tentang bantuan pada Fajar, di sela-sela pemberian bantuan pada kader PDIP di Desa Pakis Magelang, Jumat (14/1) petang.
Dia mendapat informasi bahwa beberapa dari mereka hidupnya kurang berkecukupan, termasuk Fajar. Meski berulang kali diajukan pembangunan ke pemerintah namun selalu ditolak karena tanahnya milik kas desa.
Fajar rupanya sudah mengetahui rencana kedatangan gubernur. Fajar bahkan menyambut Ganjar di depan jalan menuju rumahnya. Di rumah sudah menunggu istri Fajar dan dua anaknya.
Ketika Ganjar menyampaikan akan membantu rehab rumahnya, Fajar pun menyambut gembira. Begitupun ketika diminta menghadap pihak kelurahan untuk meminta izin pembangunan sebab tanahnya milik kas desa, Fajar langsung menyanggupinya.