Jumat 14 Jan 2022 20:49 WIB

Ketika Aturan Bermasker Kembali Ketat di Eropa

Penggunaan masker yang lebih efektif dianjurkan saat varian omicron menyebar.

Pria mengenakan masker FFP 2 di Jerman. Kenaikan kasus Covid-19 di Eropa membuat sejumlah negara Eropa mensyaratkan penggunaan masker yang lebih ketat.
Foto:

Direktur WHO Eropa ini pun menyerukan negara-negara untuk mengamanatkan penggunaan masker di dalam ruangan dan memprioritaskan vaksinasi, termasuk dosis booster. Pemberian ini untuk populasi berisiko, termasuk petugas kesehatan dan orang tua.

Markas besar WHO di Jenewa sebelumnya telah memohon kepada negara-negara kaya untuk tidak menawarkan dosis booster dan menyumbangkannya ke negara-negara miskin. Negara miskin menjadi kelompok-kelompok rentan yang masih memiliki cangkupan vaksinasi rendah.

Kluge mengatakan sangat prihatin bahwa ketika omikron bergerak ke timur melintasi benua Eropa, varian tersebut akan memakan korban yang jauh lebih tinggi di negara-negara dengan tingkat cakupan vaksinasi yang lebih rendah. Di Denmark, dia mencatat, tingkat rawat inap virus korona enam kali lebih tinggi pada orang yang tidak divaksinasi dibandingkan dengan kelompok yang telah menerima suntikan vaksin.

Varian omicron membuat masyarakat memang dianjurkan meningkatkan kualitas masker yang dipakainya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah merekomendasikan agar setiap orang yang berusia dua tahun ke atas memakai masker wajah di tempat umum. Begitu juga saat melakukan aktivitas di dalam ruangan dengan kehadiran orang lain.

Saat beraktivitas di luar ruangan pun masker tetap perlu dikenakan, apalagi jika ada interaksi dengan orang-orang yang belum tentu sudah sepenuhnya divaksinasi. Orang yang memiliki masalah sistem imun atau immunocompromised juga diminta mengambil tindakan pencegahan sebanyak mungkin, termasuk mengenakan masker.

Gunakan masker dengan benar, pilih masker yang efektif dan berukuran pas dengan wajah. Hal tersebut sangat penting, terutama jika berada di area dengan penularan Covid-19 yang tinggi atau substansial. Menurut data CDC, lebih dari 91 persen negara bagian di AS saat ini mengalami transmisi tinggi.

Jenis masker yang dianjurkan CDC adalah yang memiliki setidaknya dua lapisan kain. Masker harus benar-benar menutupi area hidung dan mulut sehingga tidak ada celah. Sebagai opsi, bisa memilih masker dengan kawat hidung yang dapat disesuaikan.

Mempertimbangkan tingginya penularan varian omicron, beberapa ahli menyarankan masyarakat untuk mengganti masker kain menjadi masker bedah KN95 atau N95. Pilihan itu dianggap paling efektif, tapi harganya cenderung lebih mahal dan ukuran yang lebih kecil untuk anak tidak selalu mudah ditemukan.

Apabila sulit menemukan masker KN95 atau N95, pakai masker ganda yakni memakai masker kain di atas masker bedah. Opsi lainnya, jika masker kain memiliki saku di dalam, masukkan filter ke dalam saku untuk menambahkan lapisan perlindungan ekstra.

Hati-hati dengan masker palsu dan pastikan membeli masker dari produsen atau toko penyedia APD yang memiliki reputasi baik. Salah satu produsen besar, 3M, meluncurkan kampanye di awal pandemi untuk mengurangi masker palsu dan penipuan harga.

Ada cara mudah untuk memastikan masker tidak palsu dan benar-benar memberikan perlindungan. Caranya, nyalakan korek api atau lilin lalu cobalah meniupnya sambil memakai masker. Semakin sulit untuk meniup api, artinya semakin besar perlindungan yang diberikan masker, dikutip dari laman Today.

photo
Tips anak-anak betah mengenakan masker. - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement