Selasa 11 Jan 2022 16:15 WIB

Strategi Pemerintah Turunkan Angka Stunting

Intervensi spesifik memiliki pengaruh hingga 30 persen terhadap penurunan stunting.

Rep: Dessy Suciati Saputri/Fuji Eka Permana/ Red: Friska Yolandha
Petugas kesehatan mengukur panjang bayi saat pelaksanaan imunisasi di salah satu Posyandu di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (5/1/2022). Pemerintah berupaya menurunkan angka stunting nasional yang saat ini sebesar 24,4 persen menjadi 14 persen pada 2024 nanti.
Foto:

Kementerian Agama juga turun mendukung penurunan angka stunting melalui kurikulum dan modul bimbingan perkawinan. Wakil Menteri Agama (Wamenag), KH Zainut Tauhid Sa’adi, mengatakan, ketahanan keluarga merupakan isu penting yang terus menjadi perhatian Kemenag. Beberapa kebijakan telah lahir dan memberi penegasan bagi terlaksananya bimbingan pra nikah atau dikenal dengan sebutan bimbingan perkawinan (Binwin).

"Tujuan Binwin adalah menyiapkan calon keluarga agar memiliki kecakapan secara psikologis, sosial dan hukum-hukum keluarga," kata Kiai Zainut.

Wamenag menegaskan bahwa proses pendampingan, konseling dan pemeriksaan kesehatan pra nikah ini juga menjadi bagian dari program kerja Kemenag. Kemenag siap bekerjasama mewujudkan pencegahan dini stunting.

"Kami memiliki jaringan 5.901 KUA kecamatan yang telah bekerjasama dengan BKKBN. Tentunya program ini dapat segera kita sinergikan agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan target," ujar Wamenag.

asaran program Binwin, meliputi calon pengantin (catin) yang sudah mendaftar nikah dan remaja usia nikah (19-25 tahun) yang belum mendaftar nikah. Binwin merupakan program prioritas nasional sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan merupakan revitalisasi program Kursus Calon Pengantin (Suscatin) yang telah dilaksanakan di KUA selama ini.

Ia mengatakan, secara periodik Kemenag telah melakukan evaluasi dan menyempurnakan pembinaan pra nikah. Menurutnya, terdapat tiga langkah konkrit Kemenag dalam penguatan pra nikah. Pertama, meningkatkan kapasitas fasilitator dengan membekali para fasilitator Binwin secara merata di seluruh provinsi. Kedua, memperluas kerjasama dalam penyelenggaraan Binwin.

"Saat ini angka pernikahan mencapai 1,9 hingga 2 juta pasang setiap tahun. Angka tersebut belum sepenuhnya mendapat layanan Binwin dari KUA. Untuk itulah, kerjasama dengan Ormas Islam, perguruan tinggi dan lainnya terus kami kembangkan," jelas Wamenag.

 

Ia menambahkan, yang ketiga, pemenuhan infrastruktur KUA melalui program revitalisasi KUA sebagai program prioritas Kemenag. Tahun ini, revitalisasi telah dilakukan terhadap 106 KUA. Ke depan, Kemenag menargetkan revitalisasi bisa dilakukan pada 1.000 KUA setiap tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement