Kamis 06 Jan 2022 19:18 WIB

Ada Omicron di Balik Kasus Covid-19 Meningkat-Penderita Cenderung tidak Bergejala?

Tren peningkatan kasus Covid-19 saat ini cenderung tak bergejala-gejala ringan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Covid-19. Kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia tidak diikuti dengan kebutuhan perawatan dan peningkatan angka kematian.
Foto:

Terus bertambah

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan kasus harian Covid-19 di Indonesia bertambah 533 orang pada Kamis. Penambahan terbanyak berasal dari DKI Jakarta.

Menurut data Satgas Penanganan Covid-19, ada 267 kasus baru positif Covid-19 di DKI Jakarta. Kasus lainnya berasal dari Kepulauan Riau (123), Jawa Timur (25), Jawa Barat (24), dan Banten (21).

photo
Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pada Rabu (5/1/2022), WHO menyerukan agar masyarakat dunia tidak menganggap enteng omicron. Sebelumnya, sejumlah laporan yang beredar menyebut bahwa varian ini dikaitkan hanya dengan infeksi ringan dan menyebabkan sejumlah gejala yang mirip dengan common cold (pilek biasa, selesma).

Dilansir Times of India, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan, empat gejala umum dari omicron adalah batuk, kelelahan, hidung tersumbat, dan pilek. Sebuah studi baru-baru ini yang dianalisis dari aplikasi Zoe Covid yang berbasis di Inggris juga menyebut bahwa mual dan kehilangan nafsu makan menjadi bagian dari gejala Covid-19 akibat varian ini.

"(Infeksi) omicron bukan common cold. Walaupun beberapa laporan menunjukkan penurunan risiko rawat inap omicron dibandingkan delta, masih terlalu banyak orang yang terinfeksi, dirawat rumah sakit, dan meninggal karena omicron (dan delta)," ujar ahli epidemiologi WHO Dr Maria Van Kerkhove dalam pernyataan melalui jejaring sosial Twitter.

Dalam keterangannya terdahulu, Dr Mike Ryan selaku direktur program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan, varian omicron berlipat ganda setiap dua hari atau kurang di Inggris. Selama sepekan, menurut Ryan, jumlah kasus yang sebenarnya dapat meningkat delapan atau 10 kali lipat. Itulah yang dikhawatirkannya.

"Jika Anda memiliki 100 ribu kasus hari ini, akan ada 200 ribu kasus dalam waktu dua hari, lalu kemudian menjadi 400 ribu dua hari berikutnya, dan bertambah jadi 800 ribu dua hari setelahnya," kata Ryan.

Per Selasa (4/1/2022), total kasus omicron di Indonesia telah mencapai 254. Temuan pertama infeksi omicron diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 16 Desember 2021.

"Dari jumlah tersebut, 239 kasus merupakan pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus merupakan transmisi lokal," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement