Jumat 07 Jan 2022 05:25 WIB

Pertengkaran, Tekanan Ekonomi, dan Pandemi Berujung Perceraian

Rata-rata setiap tahun angka perceraian meningkat sekitar 10 persen.

Rep: Eva Rianti/ Red: Agus Yulianto
Gedung Pengadilan Agama Tangerang, Banten.
Foto: Republika/Eva Rianti
Gedung Pengadilan Agama Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, Suasana hening tampak kentara di lorong antara ruang sidang yang berseberangan dengan ruang layanan pos bantuan hukum (posbakum) di lantai dasar gedung Pengadilan Agama Tangerang, Kamis (6/1) siang. Puluhan orang terlihat sedang antri untuk memasuki ruang layanan posbakum untuk mengurusi masalah perceraian.  

Kursi-kursi yang berjejeran di lorong tersebut diisi oleh sejumlah orang, baik perempuan maupun laki-laki dengan rata-rata berusia sekitar 30 hingga 50 tahun. Tujuan kedatangan mereka ke Pengadilan Agama lantaran beragam perkara, namun dominan perihal perceraian.

Rina (32 tahun), salah satu warga Kota Tangerang mengaku, hendak mengurus masalah perceraian. Dia menyebut, akan mendaftarkan diri ke bagian posbakum, ditemani oleh ayah kandungnya. Tak banyak kata yang terucap darinya, hanya tatapan mata yang kosong beradu dengan tatapan mata ayahnya yang sendu.

“Iya ini mau daftar perceraian ke posbakum,” ujar Rina lemas, saat ditemui Republika di Pengadilan Agama Tangerang, Kamis (6/1).

Sama dengan Rina, warga lainnya yang mendatangi Pengadilan Agama Tangerang, Dita (37) juga tengah mengurus masalah perceraian dengan suaminya berinisial R (34). Dita bercerita, dirinya telah menjalani biduk rumah tangga bersama R sejak 11 tahun yang lalu. Namun, dia memutuskan untuk berpisah dengan sejumlah alasan, terutama masalah ekonomi.

“Ya faktor ekonomi. Dia kerja buka praktik gigi, tapi tidak ada perkembangan,” ujar Dita.

Dita tidak memungkiri, kondisi ekonomi keluarganya makin tertekan akibat pandemi Covid-19. Hal itu memicu perselisihan di dalam rumah tangganya. Dia mengaku, bahkan nafkah yang diberi oleh sang suami hanya berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per pekan untuknya serta dua anak mereka.

“Memang ekonomi menurun saat pandemi, apalagi kita enggak dapat bantuan (sosial) sama sekali, jadi bertahan sendiri,” kata dia.

 

photo
Sejumlah warga Tangerang hadir di Gedung Pengadilan Agama Tangerang, Banten untuk mengurus perceraiannya. - (Republika/Eva Rianti)

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement