Rabu 05 Jan 2022 05:28 WIB

Pasangan Suami Istri di Rusunami City Park yang Peduli Lingkungan

Wardy dan Melisa mengajak pelanggan untuk mengembalikan galon dan botol bekas pakai.

Pasangan suami istri Wardy (60 tahun) dan Melissa (35), penjual air minum kemasan di Rusunami City Park, Jakarta Barat.
Foto: Istimewa
Pasangan suami istri Wardy (60 tahun) dan Melissa (35), penjual air minum kemasan di Rusunami City Park, Jakarta Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Maraknya penjualan galon sekali pakai di masyarakat justru membuat pasangan suami-istri Wardy (60 tahun) dan Melissa (35) memiliki program peduli lingkungan di bisnisnya. Pemilik toko Kurnia Jaya yang menjual air kemasan, adalah usaha yang mereka tekuni di tengah pandemi, lantaran sebelumnya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)

Melalui tagar yang dibuat, #pedulisesamadanlingkungan keduanya mengibarkan program kepeduliannya. Wardy mengajak masyarakat, khususnya penghuni Rusunami City Park di Jakarta Barat peduli sesama dan lingkungan. Pelanggan mereka diajak tidak hanya menikmati air minum dalam kemasan (AMDK) yang dibelinya, tapi turut berdonasi melalui galon sekali pakai yang dibelinya.

Baca Juga

"Penjualan kami sebulan bisa mencapai ratusan galon sekali pakai Le Minerale. Kebetulan harga galon bekas cukup bernilai. Bahkan bukan hanya galonnya, botol minuman dan tutup galon juga ada harganya. Setelah terkumpul banyak, kami jual ke pengepul untuk didaur ulang. Hasil penjualannya kami donasikan ke Yayasan Tangan Pengharapan (YTP) yang berlokasi di Kelapa Gading," kata Melissa di Jakarta, Senin (3/1/2021).

Tiap transaksi penjualan, Melissa dan suami memang mengajak pelanggannya di Rusunami City Park untuk mengembalikan galon dan botol bekas pakai. Dia ikut bertanggung jawab agar tak menjadi limbah dan gangguan lingkungan.

Melissa menyampaikan ide program tersebut muncul tiba-tiba. Awalnya memang mereka sudah rutin berdonasi, lalu berpiikir juga bagaimana caranya mengajak orang-orang untuk berdonasi juga.

“Kami sebarkan program ini ke masyarakat dan penghuni rusun. Tak disangka ajakan ini mendapat respon yang luar biasa. Terbukti banyak warga sini yang dengan sukarela mengembalikan sendiri galon sekali pakai ini ke toko. Bahkan kalau pagi hari, banyak galon sudah ada di depan toko kami sebelum toko kami buka," tutur Melissa. “Dalam sebulan donasi yang bisa diberikan bisa mencapai sekitar Rp 600 ribu.”

Karena punya harga lumayan, Wardy bahkan ingin memastikan, galon sekali pakai yang ia jual akan balik lagi ke tokonya. Dia mengambil kembali galon sekali pakai yang sudah kosong ke rumah-rumah pelanggan tokonya.

"Karyawan saya sembari mengantarkan galon baru akan mengambil juga galon bekas yang sudah kosong. Memang butuh proses. Semakin banyak kita bisa menarik kembali galon yang kosong semakin banyak pula kita bisa berdonasi," kata Wardy.

Pilihan Wardy dan Melissa mempercayakan donasinya ke YTP bukan tanpa alasan. Menurutnya, Yayasan Tangan Pengharapan yang berdiri sejak tahun 2007 lahir dari mimpi anak bangsa yang rindu untuk mengeluarkan masyarakat Indonesia dari keterpurukan dan kemiskinan serta kurang merata dan mahalnya Pendidikan.

“Dan YTP adalah yayasan yang transparan. Mereka tidak hanya memberikan yang terbaik kepada masyarakat kurang mampu, tetapi mereka juga membangun sekolah-sekolah, memberi makanan sehat dan tersebar di seluruh Indonesia. Syukur kalau kami dinilai peduli, lingkungan dan berderma,” tutup Wardy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement