REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya mencatat selama 2021 terdapat 214 kejadian bencana di Kota Tasikmalaya. Dari total kejadian itu, bencana akibat cuaca ekstrem merupakan yang paling mendominasi selama satu tahun terakhir.
Kepala Seksi Pencegahan Bencana BPBD Kota Tasikmalaya, Erik Yowanda, mengatakan, terdapat 137 kejadian bencana akibat cuaca ekstrim. Bencana pohon tumbang sebanyak 34 kejadian dan rumah rusak sebanyak 93 kejadian. "Akibatnya, sebanyak 162 rumah rusak dan 195 KK atau 558 jiwa terdampak," kata dia, kepada Republika, Selasa (4/1).
Selain bencana akibat cuaca ekstrem, kejadian tanah longsor juga cukup menyita perhatian di Kota Tasikmalaya. Setidaknya, terdapat 37 kejadian tanah longsor di Kota Tasikmalaya dalam setahun terakhir, yang menyebabkan 19 rumah dan 31 KK atau 106 jiwa terdampak.
Erik menambahkan, bencana lain yang terjadi adalah kebakaran sebanyak 24 kejadian, enam kejadian banjir, tiga kejadian puting beliung, tiga kejadian tersambar petir, dan tiga kejadian gerakan tanah. Dari seluruh kejadian itu, total terdapat 417 KK atau 1.272 jiwa terdampak, lima orang luka-luka, 21 KK mengungsi, serta 351 rumah dan sembilan fasilitas umum terdampak.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar, mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Sebab, saat ini masih masuk dalam musim hujan."Puncak musim hujan itu akan terjadi pada Januari dan Februari. Artinya, semua harus lebih waspada," kata dia.
Ucu mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya juga telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi sejak November 2021 hingga April 2022. Namun, hingga saat ini belum ada wilayah kecamatan yang ditetapkan status tanggap darurat bencana."Soalnya kan belum ada bencana yang masif. Mudah-mudahan tidak ada," kata dia.