REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat ada penyusutan jumlah koperasi yang aktif meskipun secara keseluruhan jumlahnya bertambah banyak.
"Menyusut 49 koperasi yang aktif, dari tahun 2019 sebanyak 589 menjadi 540 di tahun 2020," kata Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani.
Selain jumlah koperasi aktif yang menyusut, keberadaan koperasi di Kabupaten Bogor juga didominasi oleh koperask yang berstatus tidak aktif. Pasalnya, dari tahun ke tahun jumlah koperasi berstatus tidak aktif ada di atas angka 1.000 koperasi.
Ujang mencatat, koperasi berstatus tidak aktif pada tahun 2019 sebanyak 1.062 koperasi, dan bertambah lagi jumlahnya menjadi 1.150 koperasi pada tahun 2020.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mulai bergerak membenahi koperasi. Pasalnya, sektor UMKM dan koperasi dianggap menjadi ujung tombak dalam upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Politisi PKS itu meminta Pemkab Bogor untuk mendeteksi potensi yang dimiliki sebuat unit koperasi. Pun jika ada keinginan mengaktifkan koperasi yang tidur, maka harus bisa dipastikan koperasi itu berjalan dengan baik.
"Jangan sampai sudah dibentuk atau diaktifkan kembali, lalu jalan di tempat. Insya Allah kami di DPRD siap mendukung, karena kami meyakini ujung tombak pemulihan ekonomi itu UMKM dan koperasi," kata Agus Salim.