Rabu 29 Dec 2021 22:06 WIB

Mataram Antisipasi Lonjakan Kasus Covid Usai Libur

Antisipasi perlu dilakukan setelah ditemukan satu kasus infeksi Covid-19.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Virus Covid-19 (ilustrasi). Mataram, NTB, melakukan antisipasi lonjakan kasus Covid-19 usai masa libur.
Foto: Pixabay
Virus Covid-19 (ilustrasi). Mataram, NTB, melakukan antisipasi lonjakan kasus Covid-19 usai masa libur.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan tempat tidur karantina untuk mengantisipasi lonjakan kasus setelah libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Rabu (29/12), mengatakan, pada prinsipnya tempat tidur dan kamar rawat inap untuk pasien Covid-19 di Kota Mataram sudah sangat siap.

Baca Juga

"Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram kita punya sekitar 50 tempat tidur isolasi Covid-19, belum lagi RS darurat di dua hotel dengan kapasitas 80 tempat tidur juga tersedia," kata dia.

Swandiasa yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram juga mengatakan, tempat tidur karantina yang disiapkan tersebut sifatnya dinamis. Artinya, meskipun dua RS darurat saat ini sudah ditutup tapi ketika terjadi lonjakan kasus, Pemkot Mataram bisa buka segera.

"Begitu juga dengan Wisma Nusantara sebagai pusat karantina pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru tiba," kata  dia.

Dia katakan, langkah antisipasi lonjakan kasus Covid-19 perlu dilakukan apalagi setelah ditemukan kembali pasien terkonfirmasi positif Covid-19, setelah satu bulan lebih Mataram nol kasus baru Covid-19. Pasien yang terkonfirmasi positif Civid-19 melalui pemeriksaan PCR pada Selasa (28/12) itu merupakan warga Punia usia 54 tahun dengan jenis kelamin laki-laki dan sekarang sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi RSUD Kota Mataram.

Sementara sesuai dengan ketentuan untuk mencegah penyebaran Omicron, lanjutnya, sampel hasil tes PCR warga yang memiliki penyakit komorbit tersebut telah dikirim ke Laboratorium Kementerian Kesehatan sebagai tindaklanjut untuk mengetahui varian Covid-19 yang menginfeksi.

"Kita ingin pastikan apakah Covid-19 dari varian Delta atau Omicron yang diderita sehingga kita bersama tim medis bisa mengetahui langkah apa yang akan diambil untuk menindaklanjuti pasien tersebut," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement