REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) Agam, Ade Putra menduga harimau Sumatra liar masuk ke daerah permukiman warga di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, untuk mencari makan.
"Pakan harimau berupa babi hutan, kijang, dan satwa lainnya berkurang di daerah itu," katanya di Lubukbasung, Kabupaten Agam, Selasa (28/12).
Menurut Ade, belakangan petugas tidak menemukan jejak satwa mangsa harimau, seperti babi dan kijang di daerah yang menjadi habitat harimau Sumatra tersebut. "Hampir satu bulan kami melakukan penanganan konflik ini, tidak ada menemukan jejak kaki babi, kijang, dan satwa lainnya di kawasan itu," katanya.
Ade menghubungkan kematian mendadak puluhan babi akibat flu babi Afrika dengan penurunan ketersediaan makanan harimau liar di wilayah itu. Guna mencegah harimau yang lapar masuk ke permukiman warga, sambung dia, petugas Resor Konservasi Sumber Daya Alam Agam memasang dua kandang jebak.
Langkah itu untuk menangkap harimau yang hendak masuk ke perkampungan penduduk ."Kandang jebak telah kita pasang selama tujuh hari dan belum berhasil menangkap harimau," kata Ade.