Selasa 28 Dec 2021 16:53 WIB

Shin Tae-Yong dan Drama Timnas Indonesia di Piala AFF

Shin Tae-yong bawa timnas Indonesia yang berstatus underdog ke final Piala AFF 2020.

Singapura dan Vietnam tersisih. Indonesia dan Thailand yang akan mentas di panggung tertinggi turnamen bergengsi antarnegara Asia Tenggara ini. Di final, sudah pasti dukungan dari Tanah Air akan bertambah banyak lagi. Rakyat Indonesia siap menyaksikan drama terbaru di lapangan hijau yang akan disajikan oleh Witan dkk. Pertama pada Rabu (29/12) di Stadion Nasional Singapura. Kedua sekaigus puncaknya, pada Sabtu (1/1) di tempat yang sama.

Sentuhan Shin kembali dinanti. Bagi yang intens mengikuti sepak bola, kalkulasi taktiknya jadi sorotan dan pembahasan yang asyik di samping laganya sendiri. Namun bagi Abi anak tetangga saya, aksi para pemain di lapangan yang lebih dinanti.

Mau bermain menyerang, menekan tinggi, menerobos lewat sayap, memainkan ball possession, atau bertahan rapat, Abi pasti tak peduli. Abi hanya menantikan skuad Garuda berjuang habis-habisan tak mau mengalah di lapangan. Jatuh bangun menjaga setiap jengkal pertahanan atau beradu kecerdikan dan ketenangan untuk menjebol gawang Thailand.

Saya memilih seperti Abi. Saya yakin banyak juga di luar sana seperti saya dan Abi.

Saya percaya, pelatih yang sudah pernah tampil mendampingi tim di Piala Dunia seperti Shin, pasti telah berhitung cermat menghadapi Thailand. Ia mesti paham betul pasukannya akan melawan tim dengan kemampuan teknis, ketenangan, dan mental yang mumpuni. 

Shin tak perlu diingatkan soal bahayanya aksi playmaker tim Gajah Perang, Chanathip Songkrasin. Atau, betapa menyeramkannya kerja sama satu dua sentuhan skuad asuhan Alexandre Polking di sepertiga akhir lapangan.

Apa pun rancangan taktikal pelatih kelahiran Yeongdek,  Korea Selatan ini, selama menghadirkan hasil positif pasti akan mendapatkan dukungan.

Para pemain timnas kita juga pastinya sudah merasakan dukungan ini via media sosial.  Semoga dukungan ini tak menjadi beban bagi mereka, justru jadi motivasi. Sebab, mereka kini berada di ambang sejarah, jadi tim pertama Indonesia yang menjuarai Piala AFF setelah dalam lima kesempatan sebelumnya gagal.

Semoga para pemain kita hanya memikirkan yang baik-baik saja untuk melepaskan beban di puncak. Misalnya, dielu-elukan saat pulang ke Tanah Air dan bergelimang bonus jika juara. Tak perlu membayangkan hujatan yang mungkin mengalir jika kalah. Saya percaya, jika sudah bermain optimal, kalah menang tak lagi jadi soal. Pasti lebih banyak yang terus mendukung ketimbang mencibir.

Sekarang, terima saja dengan senyuman kalau foto kalian dijadikan poster bersanding dengan foto entah siapa yang tak ikut berpeluh bersama kaian di lapangan. Jangan sewot kalau foto kalian menciut kecil, sementara orang yang entah siapa itu besarnya tak karu-karuan mendampingi gambar kalian. 

Sekali lagi untuk adik-adik timnas Indonesia, ayo bersenang-senang dengan bola di kaki kalian. Harimau dan Singa sudah kalian tumbangkan. Giliran Gajah menunggu ditaklukkan. Tunjukkan, kepak sayap Garuda sebenarnya adalah peluh keringat kalian di atas lapangan Stadion Nasional Singapura, bukan untaian kata basa basi seperti yang ramai tertulis di banyak spanduk dan baliho itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement