Jumat 24 Dec 2021 17:27 WIB

Omicron Tingkatkan Risiko Transmisi di Rumah Tangga

Omicron mampu sebabkan infeksi ulangan pada orang yang sudah terinfeksi Covid-19.

Warna Negara Indonesia (WNI) yang telah melakukan perjalanan Internasional saat menjalani karantina di Rumah Susun Pasar Rumput, Jakarta, Ahad (19/12). Rusun Pasar rumput dijadikan tempat karantina untuk WNI yang melakukan perjalanan Internasional atau pekerja migran. Sementara berdasarkan aturan karantina, pemerintah mewajibkan bagi warga yang telah melakukan perjalanan internasional untuk karantina selama 10 hari. Namun demi mencegah penyebaran virus corona varian omicron pemerintah akan menerapkan perpanjangan masa karantina selama 14 hari bagi pelaku perjalanan internasional dari 11 negara yang teridentifikasi Omicron. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warna Negara Indonesia (WNI) yang telah melakukan perjalanan Internasional saat menjalani karantina di Rumah Susun Pasar Rumput, Jakarta, Ahad (19/12). Rusun Pasar rumput dijadikan tempat karantina untuk WNI yang melakukan perjalanan Internasional atau pekerja migran. Sementara berdasarkan aturan karantina, pemerintah mewajibkan bagi warga yang telah melakukan perjalanan internasional untuk karantina selama 10 hari. Namun demi mencegah penyebaran virus corona varian omicron pemerintah akan menerapkan perpanjangan masa karantina selama 14 hari bagi pelaku perjalanan internasional dari 11 negara yang teridentifikasi Omicron. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, Varian baru Omicron diketahui memiliki daya tular lebih tinggi dari Delta. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan karena itu pula varian Omicron menyebabkan risiko transmisi dalam rumah tangga lebih tinggi.

"Risiko penularan di dalam rumah tangga pada Omicron itu lebih tinggi karena dia memang lebih cepat menular," kata Nadia, Jumat (24/12). Penularan Omicron bisa tiga kali lebih cepat daripada varian Delta. Satu kasus infeksi Delta dapat menular kepada 6-8 orang.

Baca Juga

Selain itu, Omicron juga mampu menyebabkan infeksi ulangan pada orang yang sudah terinfeksi Covid-19. "Jadi satu bulan sampai dua bulan setelah orang mendapatkan Covid-19 itu bisa kemudian sakit kembali dikarenakan dia mungkin mendapatkan varian Omicron," ujar Nadia.

Nadia menuturkan orang yang sudah divaksinasi dan mendapat penguat (dosis tiga) pun masih bisa tertular Omicron. Suatu studi terkait infeksi di Afrika Selatan menunjukkan infeksi Omicron dapat terjadi pada kelompok yang sudah mendapat vaksin dosis lengkap dengan gejala klinis ringan hingga sedang.

"Hal yang pasti kita ketahui bahwa memang Omicron ini penularannya lebih cepat dan bisa menghindar dari sistem kekebalan tubuh," ujarnya. Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan secara konsisten menjadi sangat penting dilakukan karena peningkatan jumlah kumulatif dari kasus Omicron sangat cepat dibandingkan varian lainnya.

Selain lebih cepat menular, Nadia mengatakan varian Omicron juga bisa menghindar dari sistem kekebalan tubuh, baik dari pascainfeksi alamiah maupun usai vaksinasi. Menurut beberapa penelitian, Omicron menyebabkan penurunan kemampuan netralisasi dari efektivitas vaksin.

Varian Omicron menyebabkan efektivitas vaksin dua dosis Pfizer-BioNTech menurun sehingga efektivitas vaksin hanya sebesar 33 persen dalam menurunkan infeksi Omicron. Sementara terkait deteksi varian, Nadia menuturkan PCR dan rapid antigen masih sangat baik untuk mendeteksi kasus-kasus positif, walaupun tidak bisa mendeteksi apakah kasus itu merupakan infeksi varian Omicron atau tidak.

Jika kasus Covid-19 akibat infeksi varian Omicron mulai meningkat banyak, maka akan menjadi suatu beban di fasilitas kesehatan. Pada kondisi lonjakan kasus, Nadia menuturkan fasilitas kesehatan mempunyai keterbatasan untuk bisa memberikan pelayanan secara optimal meskipun pemerintah sudah berusaha mengantisipasi untuk ketersediaan layanan kesehatan.

Di Afrika Selatan, ketika kasus naik melonjak akibat varian Omicron, maka terjadi peningkatan perawatan di rumah sakit. "Kalau orang yang sakit itu cepat sekali bertambah pasti nanti perawatan dan kematian akan semakin meningkat karena orang butuh perawatan," ujarnya.

Di samping varian Omicron, Nadia mengatakan varian Delta tetap menjadi virus yang mengancam karena Delta terus bermutasi hingga sekarang. Untuk itu, seluruh masyarakat harus tetap berjaga-jaga dalam menghadapi varian-varian dari hasil mutasi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dengan melakukan protokol kesehatan secara disiplin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement