REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Setelah terpilih pada bursa calon ketua umum Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan KH Said Aqil Siradj bersedia maju kepada tahap kedua pemilihan untuk menentukan siapa berhak menyandang ketua umum masa khidmat 2021-2026.
Pelaksanaan pemilihan ketua umum PBNU pada Muktamar ke-34 NU berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila) Lampung, Jumat (24/12) pagi. Sebelumnya, telah terpilih Rais A’am PBNU KH Miftachul Akhyar.
Pemilihan bakal calon ketum PBNU periode khidmat 2021-2026 ini baru dimulai pukul 2.30 setelah terpilih ketua Rais A’am PBNU Miftachul Akhyar oleh sembilan anggota Ahlil Halli Wal Aqdi (AHWA). Saat berjalan pemilihan bursa calon ketua, jalannya pemilihan ketum PBNU tersebut sempat diwarnai dengan protes peserta muktamar.
Pemimpin sidang akhirnya setelah mencapai mufakat dengan peserta ruangan pemilihan terpaksa dikosongkan untuk disterilkan kembali seperti awal. Panitia melakukan scanning kepada setiap peserta yang akan memberikan suaranya dengan satu pintu masuk.
Acara pemilihan dilanjutkan kembali dengan pemberian suara kepada bakal calon ketum PBNU masa khidmat 2021-2026. Saat penghitungan suara, sempat dihentikan sementara untuk melaksanakan sholat Subuh, yang di sela-sela arena pemilihan. Hasil penghitungan terdapat nama KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mendapat 327 suara, KH Said Aqil Siradj 203 suara, dan KH Asad Ali 17 suara, Marzuki Mustamar 2 suara, Ramadhan Bayo 1 suara, absen 1 suara, dan rusak 1 suara. Total suara yang tercatat 552 suara.
Setelah mendapatkan dua nama yang berhak maju ke tahap selanjutnya, ketua sidang bersama ketua pelaksana muktamar menyerahkan dua nama tersebut kepada rais aam terpilih untuk memintai rekomendasinya. Kedua nama tersebut akhirnya maju pada pemilihan selanjutnya untuk menentukan ketum PBNU periode 2021-2026.