Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj merasa optimistis untuk menang dalam pemilihan yang akan digelar dalam Muktamar NU ke-34. Menurut Kiai Said, dalam menjalani hidup ini dirinya tidak pernah pesimistis.
"Saya hidup terus optimis tidak pernah pesimis," ujar Kiai Said usai melaporkan pertanggungjawabannya dalam sidang pleno II di Gedung Serba Guna UIN Raden Intan, Bandar Lampung, Kamis (23/12) siang.
Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqofah ini mempersilakan kepada muktamirin untuk memenggunakan hak suaranya pada saat proses pemilihan yang akan digelar di Bandar Lampung pada Kamis (23/12) malam.
"Pemilihan terserah Muktamirin dong, terserah Muktamirin bebas gimana nuraninya masing-masing," kata Kiai Said.
"Yang penting LPJ tadi diterima diapresiasi oleh seluruh cabang yang hadir," ujar dia.
Seperti diketahui, dalam Muktamar NU ke-34 ini ada dua kandidat kuat yang akan bersaing, yaitu Kiai Said dan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Kendati demikian, kemungkinan juga akan ada calon-calon alternatif yang akan maju juga saat proses pemilihan, seperti KH As'ad Said Ali.
Selain akan memilih Ketum PBNU, dalam muktamar ini juga akan memutuskan sosok kiai NU yang akan menjadi Rais Aam PBNU, yang saat ini masih dijabat KH Miftachul Akhyar.
Calon ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengklaim sudah mengantongi 474 Pengurus Cabang (PC) dan Pengurus Wilayah (PW) NU.
"Saya sudah bertemu 474 pengurus PCNU dan PWNU se-Indonesia di sebuah hotel tadi malam," kata Wakil Ketum PBNU demisioner Gus Yahya pada konferensi pers di UIN Raden Intan Lampung, Kamis (23/12).
Menurut dia, pertemua dengan 474 pengurus PC dan PWNU sudah lama ia jalin saat kunjungan-kunjungan ke daerah. Ia mendengar dan menampung semua keluhan dan harapan pengurus PC dan PW se-Indonesia.
"Saya sudah mendengar keluhan mereka. Hal terkait kebutuhan untuk memperkuat komunikasi struktural antara PBNU dan PCNU, PWNU selama ini," katanya.
Mengenai adanya wacana aklamasi dengan sebelumnya mencapai mufakat dan musyawarah sebelum pemilihan, Gus Yahya mengatakan, sesuai tata tertib pemilihan semua dapat dilalui dengan bermusyawarah terlebih dahulu. "Semua bisa saja terjadi, tapi kalau tidak putus, maka dilakukan pemungutan suara," katanya.
Menurut dia, hal yang sudah disampaikan kepada PC dan PWNU paling prinsip menuju muktamar yang baik, harus atas dasar kejujuran. Semua peserta muktamar, ujar dia, harus jujur dalam melaksanakan amanat muktamirin apalagi menjelang NU memasuki usia abad kedua.
"Momentum ini jangan ada yang mencemari proses ini. Saya berhusnuzon saja," kata Gus Yahya.
Maju sebagai calon ketum PBNI, Gus Yahya ingin mengimpletasikan dan cara menghidupkan lagi Gus Dur. Sebab, apa yang sudah dilakukan Gus Dur selama ini dinilai masih relevan bagi kemajuan PBNU lima tahun ke depan.
Menurut dia, tidak mungkin menemukan pengganti personal seperti Gus Dur, 100 tahun belum tentu hadir sekualitas figur tersebut. Gus Yahya menjelaskan menghidupkan Gus Dur maksudnya melakukan interpretasinya dengan Gus Dur.
"Saya tidak memperetensi paling akurat sempurna, tapi saya coba memanifestasikan agar orang bisa meerasakan lagi kehadiran Gus Gur," ujarnya.