Kamis 23 Dec 2021 18:35 WIB

Kebutuhan Fasilitas Karantina Diprediksi Naik Akhir Desember

Pemerintah kembali menginbau masyarakat tak bepergian ke luar negeri.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Warna Negara Indonesia (WNI) yang telah melakukan perjalanan internasional menunggu jemputan usai menjalani karantina di Rumah Susun Pasar Rumput, Jakarta, Ahad (19/12). Rusun Pasar rumput dijadikan tempat karantina untuk WNI yang melakukan perjalanan Internasional atau pekerja migran. Sementara berdasarkan aturan karantina, pemerintah mewajibkan bagi warga yang telah melakukan perjalanan internasional untuk karantina selama 10 hari. Namun demi mencegah penyebaran virus corona varian omicron pemerintah akan menerapkan perpanjangan masa karantina selama 14 hari bagi pelaku perjalanan internasional dari 11 negara yang teridentifikasi Omicron. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warna Negara Indonesia (WNI) yang telah melakukan perjalanan internasional menunggu jemputan usai menjalani karantina di Rumah Susun Pasar Rumput, Jakarta, Ahad (19/12). Rusun Pasar rumput dijadikan tempat karantina untuk WNI yang melakukan perjalanan Internasional atau pekerja migran. Sementara berdasarkan aturan karantina, pemerintah mewajibkan bagi warga yang telah melakukan perjalanan internasional untuk karantina selama 10 hari. Namun demi mencegah penyebaran virus corona varian omicron pemerintah akan menerapkan perpanjangan masa karantina selama 14 hari bagi pelaku perjalanan internasional dari 11 negara yang teridentifikasi Omicron. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah akan memastikan fasilitas karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri mencukupi. Sebab, data traffic quarantine Angkasa Pura II memprediksi kebutuhan fasilitas karantina akan melonjak.

"Bahwa akan terjadi kenaikan kebutuhan fasilitas karantina di atas tanggal 20 Desember 2021, dibandingkan tanggal-tanggal sebelumnya," ujar Wiku dalam konferensi pers secara daring, Kamis (23/12).

Baca Juga

Menurut Wiku, hal ini mengindikasikan jika animo masyarakat untuk melakukan perjalanan lintas negara masih tinggi, terlepas dari alasan mobilitasnya. Satgas Covid-19 bekerja sama dengan stakeholder akan meningkatkan ketersediaan fasilitas karantina di sekitar wilayah pintu kedatangan, baik udara, laut, dan darat.

Terbaru, kata Wiku, dilakukan penambahan fasilitas karantina di DKI Jakarta sebagai salah satu pintu kedatangan internasional yaitu di Rusun Daan Mogot dan LPMP DKI Jakarta. "Selain itu, untuk melihat kondisi riil di lapangan, kemarin Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas penanganan Covid-19 langsung menyambangi fasilitas karantina mulai dari Rusun Nagrak Cilincing, Rusun Daan Mogot dan LPMP DKI Jakarta untuk memantau kondisi terkini di fasilitas tersebut," kata Wiku.

Ia menambahkan, ke depannya, pemerintah akan terus mengawasi angka kapasitas dan ketersediaan karantina sekaligus standar fasilitasnya. Selain fasilitas karantina, Satgas Covid-19 juga akan memantau implementasi alur skrining kesehatan agar dapat berjalan kondusif di lapangan.

Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah kerumunan akibat antrian panjang penumpang. Untuk itu, Satgas juga menyiapkan jalur khusus mobilisasi dari turun pesawat sampai menuju tempat karantina untuk menekan potensi penularan semaksimal mungkin.

"Hasil pantauan pagi ini, menunjukkan kondisi Bandara Soekarno-Hatta cukup kondusif dan terkendali. Walau begitu, pemerintah tetap mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak mendesak," katanya.

"Jika hendak melakukan melakukan wisata, maka sebaiknya memanfaatkan objek wisata di dalam negeri dan tetap disiplin protokol kesehatan," ujar Wiku lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement