Rabu 22 Dec 2021 23:49 WIB

Gus Yahya akan Perkuat Partisipasi Nahdliyin Bantu Warga Miskin

Kiai Said menyebut masih banyak warga NU yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Khatib Aam Pengurus Besar NU KH Yahya Cholil Staquf.
Foto: istimewa
Khatib Aam Pengurus Besar NU KH Yahya Cholil Staquf.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Kandidat calon Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf sudah memiliki agenda apabila terpilih melanjutkan tongkat kepemimpinan PBNU. Yakni, memperkuat partisipasi Nahdliyin dalam membantu warga miskin.

"Yang bisa dilakukan oleh NU adalah mengkonsolidasikan partisipasi masyarakat untuk membantu negara dalam mengatasi masalah kemiskinan ini. Tapi negara harus punya agenda yang jelas tentang bagaimana strategi dalam mengatasi kemiskinan," ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya ini di Lampung, Rabu (22/12).

Baca Juga

Ia mengatakan secara konstitusi dijelaskan bahwa fakir, miskin, hingga orang terlantar menjadi tanggung jawab negara dalam mengurusnya. Tetapi sebagai elemen masyarakat, PBNU harus berpartisipasi membantu pemerintah dalam mengentaskan orang miskin.

"Kemudian, NU sebagai elemen masyarakat madani nanti akan ikut berpartispasi dan kontribusi untuk menjalankan yang menjadi agenda negara dalam soal ini," kata dia.

Disinggung mengenai kontestasi, Gus Yahya mengatakan bahwa dalam panggung demokrasi, kompetisi merupakan hal yang biasa. Kendati silih meyakinkan muktamirin dalam penghimpunan suara, setelah itu antarsesama kontestan saling berangkulan demi organisasi.

"Yang saya lakukan selama ini saya mengajak kepada PWNU dan PCNU membuat kesepakatan baru yang harus kita kerjakan bersama terutama dalam menyongsong abad ke-100 ini," kata dia.

In Picture: Presiden dan Wakil Presiden Buka Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama

photo
Presiden Joko Widodo menyampaikan amanat saat pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di Pondok Pesantren Darus Saadah, Lampung, Rabu (22/12/2021). Muktamar NU ke-34 mengusung tema Satu Abad NU: Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Peradaban Dunia. - (Antara/Hafidz Mubarak A)

 

Dari laporan yang diterimanya, ada permintaan dari pengurus ranting, cabang, wilayah, hingga pusat agar komunikasi antarpengurus diperbaiki. Selama ini komunikasi antarpengurus kerap terputus.

"Paling sering datang, ada komunikasi lebih lancar, lebih bermakna mulai PBNU ke ranting. Saya menawarkan satu strategi di tingkat cabang kemudian PBNU tumbuh kebutuhan dengan cabang. Mungkin selama ini kurang lancar, karena cabang memikirkan sendiri, apa yang dikerjakan PBNU, cabang enggak tahu," kata dia.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj juga sebelumnya juga menyinggung pentingnya pemerataan ekonomi dalam acara pembukaan Muktamar ke-34 NU. Namun, menurut Kiai Said, sampai saat ini masih banyak warga NU yang hidup di bawah garis kemiskinan.

"Masih kita lihat banyak warga NU yang hidupnya di bawah kemiskinan. Namanya jelas, Solikin, Jumadi, Dulkanan, Wadrais, namanya kampungan, ndeso," ujar Kiai Said saat sambutan di Ponpes Darussa'adah, Lampung Tengah, Rabu (22/12).

Acara Muktamar ke-34 NU pada Rabu (22/12) dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pondok Pesantren Darussa’adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah. Hal ini ditandai dengan pemukulan rebana didampingi Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Gubernur Provinsi Lampung Junaidi.

“Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya secara resmi membuka Muktamar Ke-34 NU,” kata Jokowi.

Kegiatan ini juga dihadiri Wakil Presiden 2004-2009 dan 2014-2019 Jusuf Kalla, Jajaran Menteri Kabinet, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H Abdul Muhaimin Iskandar. Hadir pula para rais dan katib syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), para ketua dan sekretaris tanfidziyah PBNU, dan perwakilan peserta Muktamar.

photo
Ilustrasi kriteria kemiskinan - (republika/mardiah)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement