REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta warga tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat meskipun varian baru Covid-19 jenis Omicron (B 11529) belum ditemukan di Jateng.
"Alhamdulillah dari perangkat yang kita miliki, sampai hari ini di Jawa Tengah belum ditemukan (Omicron), tapi kita mesti waspada," kata Ganjar di Semarang, Rabu (22/12)
Sebagai salah satu antisipasi masuknya Omicron ke Jateng, pihaknya terus melakukan sampling dengan whole genome sequence dan sampai hari ini, tidak ditemukan kasus varian Omicron yang terkonfirmasi. Ganjar juga meminta warganya tetap berada di rumah masing-masing selama libur Natal dan tahun baru guna mencegah bertambahnya kasus Covid-19.
"Libur Natal dan libur tahun baru, kita di rumah masing-masing itu cukup bisa membantu. Saya tahu dua tahun ini sangat melelahkan, saya paham betul. Dua tahun ini masyarakat ini merasa terkunci terkungkung, tapi ingin saya sampaikan bahwa pandemi belum usai, kita tidak boleh patah semangat," ujarnya.
Senada dengan Ganjar, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengingatkan warga provinsi setempat untuk mewaspadai persebaran Omicron menjelang libur Natal dan tahun baru yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Menurut Wagub, metode penanganan varian Omicron hingga saat ini terus dipelajari metode penanganannya oleh Pemerintah Indonesia.
Oleh karena itu, Wagub meminta masyarakat tetap mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak berkerumun dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Biasanya di musim Natal dan tahun baru itu banyak orang berkerumun, banyak melakukan kegiatan memperingati tahun baru di lapangan atau di sebuah tempat. Kali ini dilarang, bukan kami melarang memperingati tahun baru, namun kami melarang berkerumun," katanya.
Sebagai informasi, berdasarkan data di corona.jatengprov.go.id saat ini total kasus terkonfirmasi di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 486.785 kasus. Kasus aktif yang dalam perawatan atau isolasi sebanyak 1.009 kasus, sedangkan yang sudah sembuh mencapai 453.271 kasus dan berdasar peta zonasi risiko, hampir seluruh wilayah Jateng masuk kategori rendah.