Selasa 21 Dec 2021 20:42 WIB

Benarkah Indonesia Sudah Relatif Aman dari Covid-19 Seperti Kata Pemerintah?

Masyarakat diminta tunda ke luar negeri demi menjaga tren melandainya kasus Covid.

Suasana deretan gedung bertingkat dan rumah permukiman warga di kawasan Jakarta, Selasa (21/12/2021). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan laju pertumbuhan ekonomi Kuartal IV 2021 diperkirakan berada di atas 5 persen didukung oleh menguatnya aktivitas konsumsi dan investasi serta masih tingginya ekspor seiring terkendalinya kondisi pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Suasana deretan gedung bertingkat dan rumah permukiman warga di kawasan Jakarta, Selasa (21/12/2021). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan laju pertumbuhan ekonomi Kuartal IV 2021 diperkirakan berada di atas 5 persen didukung oleh menguatnya aktivitas konsumsi dan investasi serta masih tingginya ekspor seiring terkendalinya kondisi pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Dessy Suciati Saputri

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut Indonesia saat ini menjadi salah satu negara paling aman dari Covid-19. Oleh karena itu, Nadia mengingatkan, masyarakat untuk tidak bepergian dulu ke luar negeri mengingat, sebagian dunia saat ini tengah dilanda penularan hebat varian Omicron.

Baca Juga

"Kalau lihat angka positif jumlah kasus harian dan kematian kita pada kondisi laju penularan yang rendah dan reproduktif number kita < 1," kata Nadia kepada Republika, Selasa (21/12).

Menurutnya, kepergian warga ke luar negeri akan membuat yang bersangkutan keluar dari zona aman menuju zona yang berpotensi berbahaya. Dan sekembalinya ke Tanah Air, pelaku perjanalan berpotensi membawa varian Omicron ke Indonesia dan pastinya akan merusak situasi yang sudah kondusif ini.

"Penting sekali bagi kita untuk saling menjaga orang-orang terdekat agar tidak tertular Covid-19, terlebih dengan adanya varian Omicron saat ini. Jadi saya tegaskan kembali agar tidak berpergian ke luar negeri dahulu untuk kebaikan kita bersama,” tegasnya.

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Selasa (21/12) ada tambahan 216 kasus baru yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.260.893 kasus positif Covid-19.

Sedangkan, jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 11 orang menjadi sebanyak 144.024 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia masih sama seperti Senin (20/12) yakni 4.829 kasus, di mana tidak ada penambahan kasus aktif.

Per Selasa (22/12), Balitbangkes Kemenkes mencatat penambahan varian Delta terbanyak di Indonesia saat ini masih di DKI Jakarta dengan total 1.690 kasus, disusul Jawa Barat dengan 999 kasus. Ribuan temuan varian itu teridentifikasi di Indonesia berdasarkan metode pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) terhadap total 10.358 spesimen yang diperiksa hingga Ahad (19/12).

Kemudian, varian Alpha tercatat ada 81 kasus, dengan temuan terbanyak di DKI Jakarta dengan 38 kasus. Untuk varian Omicron baru terdeteksi tiga kasus yakni, di DKI Jakarta.

Pelaku perjalanan meningkat

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, tren kenaikan kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk tetap mempertahankan kondisi Covid-19 yang masih terkendali. Apalagi, tren kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri ke Indonesia terus tercatat meningkat.

Wiku pun mengingatkan masyarakat untuk menunda perjalanan ke luar negeri. Hal ini dilakukan mencegah terjadinya importasi kasus khususnya varian Omicron yang tengah menyebar secara global.

"Pemerintah meminta masyarakat untuk menunda perjalanan ke luar negeri karena dapat memperburuk kondisi kasus nasional bila terjadi importasi kasus," ujar Wiku dalam konferensi persnya secara daring, Selasa (21/12).

Wiku mengatakan, sejauh ini kasus positif di Indonesia masih terus konsisten mengalami penurunan dan telah bertahan selama 22 minggu. Begitu juga dengan kasus kematian yang masih terus menurun selama 20 minggu terakhir. Namun demikian, jika dilihat dari angka reproduksi efektif atau Rt yang menggambarkan potensi penularan di masyarakat, konsisten mengalami peningkatan sejak titik terendah pada September.

“Kenaikan yang terjadi masih cenderung terkendali karena Rt saat ini masih di bawah 1,” kata Wiku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement