Senin 20 Dec 2021 08:25 WIB

Gerindra Dibingungkan Elektabilitas Dua Kadernya

Menurut pengamat, komunikasi politik Prabowo saat ini kurang menarik minat para pemil

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Analis Politik, Hendri Satrio yang biasa dipanggil Hensat.
Foto: Kementan
Analis Politik, Hendri Satrio yang biasa dipanggil Hensat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah partai politik (parpol) di Tanah Air, sudah mulai ancang-ancang menyiapkan kader terbaiknya maju dalam ajang pesta demokrasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Tak terkucuali patai Gerindra.

Hanya saja, menurut pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, saat ini Partai Gerindra tengah dibingungkan oleh tingginya elektabilitas dua kadernya. Keduannya yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.

Baca Juga

Meski begitu, dia menilai, calon presiden (capres) dari partai tersebut akan ditentukan oleh komunikasi politik sang ketua umum. "Jadi komunikasi politik ini akan berperan nantinya di pencalonan 2024," ujar Hendri di kawasan Tebet, Jakarta, Ahad (19/12).

Menurutnya, komunikasi politik Prabowo saat ini kurang menarik minat para pemilih. Berbeda dengan Sandiaga dan capres muda potensial lain seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo yang dinilai memiliki komunikasi politik lebih adaptif dengan kemajuan zaman.

"Prabowo harus kinclong bekerja sebagai menteri, kinerjanya. Juga, selain kinclong, dia juga harus membuka komunikasi politik dengan banyak parpol," ujar Hendri.

Namun, dia melihat, internal Partai Gerindra terkait capres masih sangat dinamis jelang 2024. Meskipun saat ini, mayoritas kader selalu menyerukan Prabowo untuk kembali maju di kontestasi mendatang.

"Prabowo memiliki tabungan elektabilitas tinggi, itu hasil yang sebelum-sebelumnya. Tapi untuk maju ke kompetisi, entar dulu," ujar Hendri.

Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, ada peluang Prabowo tak mengajukan diri sebagai capres dari Partai Gerindra. Pasalnya, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda ia akan mendeklarasikan diri.

Sedangkan bagi Sandiaga, peluang untuk maju masih tetap terbuka. Meskipun, harus menunggu keputusan Prabowo. Mengingat keduanya pernah maju bersama sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

"Selama Prabowo belum menyatakan siap atau tidak, selama itu pula apapun bisa terjadi. Semua sangat tergantung Prabowo," ujar Adi.

Namun, dia mulai melihat adanya konflik di internal Partai Gerindra. Setelah adanya pendeklarasian Sandiaga sebagai capres yang dikritik oleh salah satu kader partai berlambang kepala garuda itu.

"Perkara biasa dalam partai politik, tapi kalau sudah muncul kritik terbuka antarsesama kader, biasanya eskalasi di internal lagi hangat," ujar Adi.

 

photo
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, bahwa saat ini Partai Gerindra tengah dibingungkan oleh tingginya elektabilitas dua kadernya. Keduannya yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno. (Antara)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement