Ahad 19 Dec 2021 22:12 WIB

Kasus Omicron RI Diduga Dibawa dari Nigeria

Kasus pertama diduga berasal dari WNI yang tiba dari Nigeria

Rep: Amri Amrullah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah warga saat menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga saat menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan pelacakan asal muasal masuknya virus Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Berdasarkan penelusuran tersebut, kasus pertama diduga berasal dari warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021.

Sebelumnya pada Kamis (16/12) Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus varian Omicron terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial "N" di Wisma Atlet. Penderita ini bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.

Anehnya, "N" tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri. Sehingga dapat disimpulkan N tertular dari WNI yang datang dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg. Widyawati mengatakan setelah merunut kasus WNI yang positif Covid-19 di Wisma Atlet pada 14 hari ke belakang. "Kemungkinan besar indeks case (kasus pertama) Omicron adalah WNI, dengan inisial TF, usia 21 tahun, yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021," katanya, Ahad (19/12).

Ada 169 WNI dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet antara 24 November hingga 3 Desember 2021 yang telah dilakukan tracing dengan hasil satu orang, TF, probable dengan kemungkinan besar tertular Omicron.Hasil test PCR untuk TF sudah dinyatakan negatif.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan terdeteksinya kasus pertama Omicron di Indonesia merupakan salah satu fungsi utama dari karantina bagi setiap orang yang masuk ke negara Indonesia. Melalui karantina, pelaku perjalanan dari luar negeri akan dipantau dan diobservasi oleh petugas kesehatan.

Dengan demikian apabila pelaku perjalanan tersebut didapati positif Covid-19 bisa dengan segera dilakukan tracing. Tidak hanya itu, melalui karantina pula pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala bisa langsung ditangani petugas medis.

"Penting bagi setiap pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia untuk melakukan karantina. Terdeteksinya Omicron di Indonesia merupakan salah satu keberhasilan dari karantina dan kita bisa dengan segera melakukan tracing untuk mencegah meluasnya penularan Omicron," katanya dr. Nadia.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaran Omicron dan virus COVID-19 jenis lainnya.

"Kurangi mobilitas, tetap gunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Jangan lengah dan tetap waspada terhadap penularan virus Covid-19, terutama omicron yang laju penyebarannya sangat cepat," papar dia.

Varian Omicron yang memiliki daya tular lima kali lipat dari varian Delta, merebak luas pertama kali di negara-negara Afrika bagian selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement