REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Rimbunnya pepohonan di Taman Tjimanoek Lama mampu menghadirkan udara sejuk di tengah panasnya sinar matahari yang menyelimuti Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Senin (13/12) siang. Kesejukan itu bertambah dengan beraneka tanaman, termasuk tanaman merambat, yang tumbuh di bantaran sungai Cimanuk tersebut.
Tak hanya kesejukan, taman yang terletak di belakang Masjid Agung Indramayu dan tak jauh dari Alun-alun Indramayu itu juga menyuguhkan keindahan dengan adanya mural 3D di sepanjang dinding tepian sungai. Mural itu mencerminkan aspek historis dari Sungai Cimanuk. Adapula tempat duduk dan jogging track yang nyaman, area photospot maupun taman bermain.
Keberadaan taman itu melengkapi sungai Cimanuk yang beriak dengan tenang mengikuti semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi. Air sungai itu nampak bersih dengan tidak adanya sampah. Sejumlah sepeda air yang berbentuk bebek-bebekan pun terparkir di pinggir sungai.
Keberadaan taman tersebut tak lepas dari peran PT Polytama Propindo bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan peneliti dari kalangan akademisi, yang berhasil menyulap bantaran sungai Cimanuk menjadi Ekoriparian Sungai Tjimanoek Lama. Ruang terbuka hijau (RTH) itupun mampu menjadi taman rekreasi keluarga sekaligus magnet wisata di tengah kota Indramayu.
Ekoriparian Sungai Tjimanoek Lama itu diresmikan secara langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya, Senin (13/12). Dia pun mengapresiasi keberadaan ekoriparian tersebut.
"Ini merupakan hal yang luar biasa, hasil kolaborasi antara pihak swasta, pemerintah dan lembaga pendidikan. Ini bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya," kata Siti.