Selasa 14 Dec 2021 12:40 WIB

Pengamat: Presiden Jokowi tak punya Pakem Soal Reshuffle

Penentuan reshuffle kabinet ada yang didasarkan pada kinerja menteri. 

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago.
Foto: Dok. Pribadi
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menganalisa, Presiden Joko Widodo tak punya pakem yang pasti soal reshuffle kabinet. Sehingga, sulit memprediksi kapan dan siapa menteri yang akan digantikan.

Pangi mengamati, selama menjabat Presiden dua periode, Jokowi terkesan lihai dalam hal penentuan kapan reshuffle. Menurutnya, semua pihak kesulitan menebak kapan reshuffle terjadi. Alhasil, banyak pihak terkejut saat reshuffle diumumkan.

"Jokowi kalau reshuffle tidak tercium, sulit diprediksi kira-kira. Yang tahu reshuffle cuma dia sendiri dan Tuhan yang tahu. Kadang h-1 (reshuffle) hanya sedikit parpol yang diajak bicara yang berhubungan dengan siapa yang dimasukkan dan dikeluarkan," kata Pangi kepada Republika, Selasa (14/12).

Pangi menjelaskan, penentuan reshuffle kabinet ada yang didasarkan pada kinerja menteri. Sehingga, menteri dengan kinerja buruk bisa digantikan menteri baru. Namun menurutnya, Jokowi tak menggunakan indikator kinerja sebagai alasan reshuffle.

Baca juga : Target Pemerintah: Presiden Jokowi Pindah ke IKN pada Semester I 2024

"Beliau nggak ada pakem yang jelas soal kabinetnya. Alat ukurnya nggak ada. Seperti Menkes bukan dari dokter. Inkonsistensi terjadi dan kontraproduktif," ujar Pangi.

Namun, Pangi menyayangkan, bila Presiden Jokowi mengutamakan kepentingan parpol ketimbang kinerja menteri. Sebab, dia menduga, bisa saja menteri dengan kinerja bagus malah terlempar dari kabinet.

"Survei kinerja itu omong kosong. Jangan berharap pada kinerja yang baik. Ada menteri yang populer, ada yang media friendly, ada yang enggak bising, tapi kerja bagus. Ini saja ganti-menggantinya saja nggak mudah. Jangan sampai orang baik dan bagus tergantikan dan nggak terpakai," ujar Pangi 

Atas dasar itulah, Pangi heran, dengan metode yang digunakan Jokowi dalam menentukan kabinet. Ia berharap, Jokowi menggunakan indikator tertentu agar kinerja Pemerintah berlancar lancar.

"Reshuffle ini berdasarkan Presiden saja yang tahu. Beliau mungkin ada insting sendiri. Tolak ukurnya cuma beliau yang tahu apa yang perlu diganti," ucap Pangi.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, belum mendengar kabar terbaru terkait isu reshuffle kabinet setelah sebelumnya santer terdengar akan dilakukan pada Rabu (8/12). Namun, dia menyebut, akan ada kejutan pada reshuffle yang disebutnya bisa terjadi dalam waktu dekat.

Isu lain yang beredar bahwa reshuffle akan dilakukan pada 22 Desember. Menurut Jazilul, hal itu bisa saja terjadi. 

"Memang kalau biasanya hari Rabu, berarti tinggal satu hari Rabu lagi di tanggal 22 Desember, apakah mungkin? Mungkin saja, tidak ada yang tidak mungkin. Tapi yang tahu hanya Pak Jokowi," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, belum lama ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement