REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 memaksa berbagai sektor untuk menyesuaikan diri dalam beraktivitas. Salah satu yang terdampak adalah pagelaran Indonesia International Book Fair (IIBF) 2020 yang digelar secara daring. Namun, untuk IIBF 2021 pelaksanaannya dilakukan secara hibrida, baik daring maupun luring di Hall Cenderawasih, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta.
Dibuka sejak 8 Desember 2021 dan berakhir pada 12 Desember 2021, jumlah pengunjung pameran dan penjualan buku-buku dengan harga miring tersebut kian meningkat setiap harinya. Masyarakat yang sudah cukup lama tidak bisa menghadiri kegiatan serupa IIBF seolah mengobati rindu mereka dengan datang langsung ke lokasi.
Anika (20 tahun) baru saja selesai melakukan kegiatan melihat-lihat dan membeli buku di IIBF 2021 saat Republika menemuinya. Dengan menenteng plastik berisi buku, dia hendak berfoto di dekat pintu masuk sebagai bentuk pengabadian momen bersama temannya. Dia mengaku sudah lama tidak merasakan berkegiatan di pameran buku.
"Udah ada acara offline lagi, jadi seru aja. Sebelumnya udah lama juga nggak ke toko buku," ujar mahasiswi Universitas Indonesia itu, Sabtu (11/12).
Dia tidak datang sendiri, melainkan dengan seorang temannya yang merupakan mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) bernama Amal (19). Pembelajaran jarak jauh membuatnya bisa datang ke IIBF 2021 bersama dengan Anika. Dia merasa senang dapat kembali berkunjung ke pameran buku.