REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) mengalami gempa letusan dan guguran pada Ahad (12/12) pukul 00.00 - 06.00 WIB. "Secara visual, hari ini, Gunung Semeru tampak jelas," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur Yadi Yuliandi dalam laporannya ke PVMBG, Ahad (12/12).
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 500-1.000 meter di atas puncak kawah. "Gunung Semeru mengalami gempa letusan, guguran, embusan, dan tektonik lokal," tuturnya.
Gempa letusan tercatat sebanyak dua kali kejadian dengan amplitudo 20-21 mm selama 90-95 detik. Kemudian gempa guguran sebanyak dua kali kejadian dengan amplitudo 3 mm selama 30-45 detik.Gempa embusan tercatat sebanyak 10 kejadian dengan amplitudo 3-7 mm selama 35-80 detik.
Kemudian aktivitas kegempaan tektonik lokal tercatat sebanyak satu kali dengan amplitudo 20 mm. "Status Gunung Semeru masih pada level II atau waspada," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Baca juga : Senyum dan Tawa dari Pengungsian Erupsi Gunung Semeru
Radius dan jarak rekomendasi akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya. "Perlu diwaspadai juga potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan," katanya.
Masyarakat juga diminta mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yang berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat jumlah korban meninggal akibat awan panas guguran Gunung Semeru hingga Sabtu (11/12) pukul 18.00 WIB sebanyak 46 orang, luka berat 18 orang, dan luka ringan 11 orang.