REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro menuturkan, berdasarkan data Our World in Data awal Desember 2021, Indonesia menduduki peringkat ke-5 negara dengan jumlah terbanyak vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Menurutnya, hal ini menjadi capaian seluruh pihak yang menyukseskan pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Pemerintah mengaku untuk mendukung ketersediaan vaksin, sejak setahun ini, program vaksinasi Indonesia telah menyediakan setidaknya tujuh jenis vaksin. Yakni, Sinovac, Vaksin Covid-19 PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Janssen.
Sedangkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk 11 jenis vaksin Covid-19. Antara lain, Sinovac, Vaksin Covid-19 PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Sputnik V, Zifivax, Janssen, Convidecia dan Covovax.
"Indonesia menduduki peringkat kelima setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat dan Brazil," kata Reisa dalam siaran pers, Jumat (10/12).Pada kesempatan tersebut, Reisa juga menyampaikan apresiasi kepada semua pejuang dan aktor vaksinasi yang berjasa sebagai pahlawan yang membantu mengakhiri pandemi.
Hingga 7 Desember 2021, tutur Reisa, sudah lebih dari 100 juta warga Indonesia yang telah mendapatkan dosis lengkap vaksinasi Covid-19. Sedangkan yang telah menerima suntikan dosis pertama total hampir 145 juta orang, atau dengan kata lain, hampir 70 persen dari sasaran vaksinasi sudah menerima minimal satu kali suntikan vaksin Covid-19.
“Berarti masih ada sekitar 45 juta warga yang sedang menunggu dosis keduanya,” tegas Reisa.
Ia melanjutkan, vaksin bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan berat bahkan kematian apabila terpapar Covid-19. Laporan dari Satgas Penanganan Covid-19 juga menunjukkan jumlah pasien sembuh naik secara rata-rata dan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia semakin sedikit.
Reisa menambahkan, masyarakat diimbau segera melengkapi vaksin dengan dosis kedua dan tetap disiplin menjaga protokol kesehatan, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang dikhawatirkan memunculkan lonjakan kasus. Reisa menyebutkan Indonesia telah menerima lebih dari 400 juta dosis vaksin baik dalam bentuk jadi siap suntik atau bahan baku yang diproses kemudian oleh PT Bio Farma.
Angka tersebut dapat dicapai dengan upaya pemerintah mengadakan vaksin melalui berbagai cara. Antara lain pembelian langsung, hibah dari negara sahabat, atau melalui kerja sama internasional seperti COVAX Facility, di mana Indonesia adalah salah satu pemimpinnya.