REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melakukan kajian komprehensif akan menentukan kemungkinan pengembangan wilayah untuk relokasi desa tertimbun letusan Gunung Semeru. Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman mengatakan kajian menyeluruh itu dilakukan guna menjamin rasa aman masyarakat dalam jangka panjang karena harus lengkap pemetaan geologi, morfologi, sungai, dan juga pemetaan air tanahnya.
"Kami akan ke lapangan untuk melakukan pemetaan dan identifikasi wilayah yang aman untuk ke depan," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Lumajang, Jumat (10/12).
Badan Geologi akan memastikan tempat yang mereka usulkan memenuhi standar untuk sebuah desa yang dapat ditempati hingga waktu yang sangat panjang, sehingga tim memerlukan ketelitian dan kehati-hatian dalam menentukan permukiman baru. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Andiani mengatakan penentuan lokasi untuk memindahkan suatu desa yang terdampak bencana harus memastikan keberadaan sumber daya air, bukan hanya dari sisi keamanan dari dampak bencana.
"Jadi jangan sampai nanti ditempatkan di sana (lokasi baru), masyarakat tidak bisa melanjutkan hidup, atau pindah lagi ke (desa) yang lama, karena tidak ada air," ujar Andiani.
Lebih lanjut Andiani mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dan menjauhi daerah yang terdampak untuk menghindari ancaman letusan sekunder, serta endapan bebatuan yang masih bersuhu tinggi. Selain itu masih terdapat potensi terjadinya banjir lahar mengingat cuaca musim hujan masih akan berlangsung hingga awal tahun depan.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai berita tidak benar atau hoaks terkait Gunung Semeru dengan mengakses informasi terkini melalui aplikasi Magma Indonesia, website dan media sosial resmi PVMBG. Berdasarkan pantauan, pada Jumat pagi ini, Puncak Semeru terlihat jelas dari permukiman warga di Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.