REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Perayaan wisuda menjadi momen paling bahagia bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya. Mereka berhak mendapatkan reward penambahan gelar di bagian akhir namanya. Selain itu, kebahagiaan mereka juga bisa dirasakan orang sekitarnya, tak terkecuali orang tua.
Prosesi wisuda Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), berlangsung selama 14 hari yang sudah mulai pada 22 November secara offline, di Kaliabang, Bekasi. Lalu berlanjut di wilayah Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU).
Sama halnya di Universitas BSI kampus Tegal yang juga melangsungkan gelaran wisuda yang ke-4 bergabung dengan perayaan Universitas BSI kampus Purwokerto yang ke-16 secara offline, di Java Heritage Hotel, Purwokerto, pada Rabu (8/12) kemarin.
Masa pandemi dengan pembatasan, membuat wisuda kali ini tak bisa didampingi orang tua/wali yang ingin melihat langsung putra/i nya diwisuda. Akan tetapi, pihak panitia telah menyiapkan siaran langsung melalui platform Youtube, di channel BSITVOfficialChannel.
Selain itu, penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dengan pemantauan dari satgas Covid-19, juga menjadi hal wajib dalam perayaan wisuda yang dipimpin rektor Universitas BSI, Dr Mochamad Wahyudi ini.
Dalam sambutannya, Dr Wahyudi mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh wisudawan, karena telah mampu menyelesaikan studinya di Universitas BSI. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua wisudawan, karena telah mempercayakan Universitas BSI sebagai kampus tempat anaknya belajar.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh orang tua, karena sudah mempercayakan Universitas BSI sebagai tempat belajar putra/i nya. Namun, kami juga memohon maaf karena situasi dan kondisi yang masih belum memungkinkan pelaksanaan digelar secara normal. Pihak orang tua/wali tidak bisa menyaksikan sidang wisuda anak-anaknya secara langsung,” katanya, Rabu (8/12).
Sementara itu, Aiptu Deni, dari Polresta Banyumas menyebutkan, gelaran wisuda offline Universitas BSI kampus Tegal dan kampus Purwokerto ini, sudah baik. “Pelaksanaan wisuda secara offline sudah terlaksana secara baik, dengan mengikutsertakan unsur-unsur 3 pilar, izin-izinnya dari kelurahan, kecamatan dan kabupaten. Terus juga ada scan barcode, bagi yang sudah vaksin, juga dilaksanakan. Kita pantau bersama-sama dengan satgas kabupaten serta kecamatan untuk pelaksanaan wisudanya,” katanya.
Sherina Syafna, merasa bahagia bisa melaksanakan wisuda ini. Dengan kesibukannya yang lumayan padat, karena harus membagi waktu dengan mengurus usahanya di bidang manufaktur akhirnya bisa lancara menyelesaikan tugas akhirnya. “Alhamdulillah mas, seneng banget. Meskipun sempat ga nyangka bisa lancar, aku seneng banget,” ujarnya, saat diwawancarai usai acara.
Ia juga menuturkan, sebagai mahasiswa, ini menjadi awal bagi wisudawan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam menyiapkan bekal masa depan. “Wisuda ini bukan akhir, justru awal kita untuk menentukan mau bagaimana setelah wisuda,” katanya.