REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kapolsek Pancoran Kompol Rudiyanto mengatakan sudah memanggil tiga orang laki-laki yang menari erotis saat pesta gay di kafe Wow, Kalibata, Jakarta Selatan. Mereka hanya dimintai klarifikasi dan membuat surat penyataan maaf atas perbuatannya.
"Mereka bertiga masih pelajar. Mereka kami panggil diminta klarifikasi dan membuat surat pernyataan permohonan maaf," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (8/12).
Rudiyanto menjelaskan tiga orang laki-laki yang menari tersebut berinisial LF, AlA dan FL. Mereka meminta maaf atas perbuatannya kepada warga dan pihak kafe saat di kepolisian.
"Sementara penyegelan Kafe Wow yang dilakukan Satpol PP Pancoran karena pelanggaran Prokes Covid-19 yang dilakukan pihak kafe," kata dia.
Dari kejadian ini, adapun kesepakatan untuk kedepannya yaitu jam operasional hanya sampai pukul 22.00 WIB. Jika ada konsumen yang berkelakuan menyimpang agar ditindak lanjuti. Kafe Wow juga akan membuat sistem baru agar tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan yang mengganggu ketentraman masyarakat.
"Sampai saat ini situasi keamanan wilayah Pancoran aman dan kondusif," kata dia.
Sebelumnya, sebuah video viral beredar di media sosial yang diduga pesta gay di Kafe Wow, Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad (5/12) malam. Kafe tersebut sempat digerebek warga setempat dan kini polisi sedang memburu para pelaku yang terlihat dalam video tersebut.
Dalam video tersebut memperlihatkan sekelompok remaja lelaki memakai tank top dan miniset melakukan atraksi tarian gemulai bak seorang perempuan. Tarian mereka juga ditonton puluhan pengunjung Kafe Wow. Tak hanya sekadar menonton, para pengunjung juga menyoraki para remaja gemulai tersebut.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Muhammad Cholil Nafis menanggapi terkait pesta gay yang digelar di Kafe Wow, Kalibata, Jakarta Selatan. Menurutnya, aparat hukum harus tegas dalam menangani kasus tersebut.
"Kafe harus ditutup dan diberikan sanksi. Aparat hukum harus tegas dengan kasus ini," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (8/12).
Kemudian, ia melanjutkan jika kafe tersebut ditutup dan diberikan sanksi akan membuat yang lainnya tidak berani melakukan hal tersebut. Ia berharap tidak ada lagi pesta gay di tempat lain.
"Kalau kafe itu ditutup kan akan jadi perhatian yang lain. Biar jera juga dan tempat lain tidak berani," ujar dia.