Selasa 07 Dec 2021 17:00 WIB

Belum Ada Bukti Vaksin AstraZeneca Bisa Sebabkan Kebutaan

Penerima vaksin asal Malang mengalami penurunan penglihatan usai divaksinasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolandha
Warga Kota Malang menceritakan pengalaman kebutaannya setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca, Kamis (2/12).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Warga Kota Malang menceritakan pengalaman kebutaannya setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca, Kamis (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --  Satu warga di Kota Malang bernama Joko Santoso dilaporkan buta setelah mendapatkan vaksin Covid-19 jenis AstraZeneca. Kasus ini pun menjadi bahan perbincangan di antara ahli kesehatan.

Dokter Spesialis Mata di RSUD Saiful Anwar (RSSA) Wino Vrieda mengatakan, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Covid-19 sangat jarang terjadi di Indonesia. Bahkan, sangat jarang ada kasus di luar negeri yang mengalami kebutaan akibat vaksin.

Baca Juga

"Adapun gangguan mata yang dikaitkan dengan kejadian vaksin sebelumnya (AstraZeneca), masih belum bisa pembuktian secara pasti apakah ada keterkaitan dengan vaksin dengan adanya gangguan penglihatan mata," kata Wino kepada wartawan di RSSA, Selasa (7/12).

Menurut Wino, sampai saat ini belum ada literatur yang bisa menyebutkan AstraZeneca sebagai satu-satunya penyebab turunnya penglihatan. Adapaun kebutaan yang dialami Joko Santoso didiagnosis sebagai peradangan saraf mata atau neuritis optik. Penyakit ini disebabkan berbagai faktor seperti inflamasi, infeksi dan penyebab lain yang tidak bisa diketahui. 

"Dan kejadian pada vaksin ataupun tidak pada optik neuritis, secara umum sendiri memang masih bisa karena kondisi coincident akibat adanya suatu kondisi lain," jelas perempuan berhijab ini.

Menurut Wino, pasien neuritis optik akan mengalami perbaikan siginifikan dalam perawatan beberapa bulan. Langkah terpenting, pasien harus melakukan evaluasi secara berkala dan keseluruhan. Evaluasi ini bisa berlangsung enam bulan bahkan satu tahun ke depan. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang, Husnul Muarif memastikan, pihaknya telah memberikan pendampingan sejak laporan kebutaan masuk. Yang bersangkutan langsung dibantu untuk bisa dirujuk ke IGD RSSA untuk kemudian mendapatkan perawatan. "Dan insya Allah nanti sesuai dengan jadwal, tuan JS (Joko Santoso) tanggal 10 untuk kontrol lagi ke Poli Mata RSSA. Ini kita dampingi terus dan kita juga mencatat progresnya," kata Husnul.

Sebelumnya, Joko Santoso bercerita bahwa dia mendapatkan vaksin AstraZeneca dosis pertama pada 3 September. Partisipasinya dalam mengikuti kegiatan ini tidak lepas dari kewajibannya sebagai warga negara yang baik. "Saya nurut, vaksin di rumahnya Pak RW itu tanggal 3 September," kata Joko saat ditemui wartawan di wilayah Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang, Kamis (2/12).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement