Senin 06 Dec 2021 13:39 WIB

Akademisi: Pahami Disabilitas Sebagai Keberagaman

Masyarakat perlu memandang warga disabilitas sebagai bagian dari keberagaman.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Reiny Dwinanda
Penyandang disabilitas menggunakan alat text telephone DNA bagi penyandang disabilitas di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Jumat (3/12/2021). Perubahan cara pandang terhadap warga disabilitas juga harus dilakukan negara.
Foto:

Selain itu, Kemendibudristek dapat melakukan sosialisasi terhadap keberadaan penyandang disabilitas di setiap tingkat pendidikan. Salah satunya yang bisa dilakukan lembaga-lembaga pendidikan dengan mengajarkan bahasa isyarat.

Jadi, siswa tidak cuma belajar bahasa lokal tapi juga bahasa isyarat, sehingga saat bertemu warga disabilitas bisa berkomunikasi. Danang mengatakan, upaya-upaya membangun desa inklusif perlu digalakkan, salah satunya yang dikembangkan Kemendes PDT dan UGM.

Harapannya, tidak hanya desa inklusif, tapi dapat meluas di wilayah perkotaan menjadi kota inklusif. Sasarannya tidak hanya penyandang disabilitas, tapi memberikan perubahan pola pikir warga terhadap keberadaan disabilitas.

Danang mencontohkan tidak sedikit keluarga penyandang disabilitas seperti tuli yang tidak bisa bahasa isyarat. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama bagaimana keluarga dan masyarakat bisa berinteraksi dengan penyandang disabilitas.

"Yang jadi perhatian tidak hanya penyandang disabilitas, namun masyarakat secara umum bisa berinteraksi dengan penyandang disabilitas," kata Danang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement